TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pusat Kurikulum dan Perbukuan Supriyatno mengatakan pemerintah akan menambah sekolah yang akan menggunakan Kurikulum 2013 menjadi 25 persen tahun ini. "Jumlah tersebut ada penambahan 19 persen sekolah dari hanya 6 sekolah tahun lalu yang menggunakan Kurikulum 2013 tahun ini," katanya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kamis 7 Januari 2016.
Pergantian itu tentu membutuhkan penyesuaian di berbagai bidang, termasuk buku teks pelajaran yang akan digunakan sekolah untuk kegiatan belajar dan mengajar. Supriyatno mengatakan pihaknya masih melakukan kajian atas kurikulum 2013. "Hasilnya nanti akan menjadi acuan revisi baik tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar, serta silabus buku sekolah,"katanya.
Revisi pembuatan buku berdasarkan kurikulum 2013 ditargetkan selesai pada Februari 2016. "Ditargetkan, buku itu bisa digunakan untuk tahun ajaran baru Juli mendatang," katanya.
Menurut dia, ada 377 judul buku pelajaran kelas I hingga XII yang mengalami revisi. Setiap buku pun mengalami perubahan berbeda. "Ada buku pelajaran matematika kelas XII direvisi hingga nyaris 100 persen," katanya.
Setelah proses revisi konten kurikulum itu selesai, kata Supriyatno, pemerintah akan mengunggahnya di Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Lalu, semua pihak, termasuk penerbit swasta bisa mencetak dan menggandakan buku sesuai dengan ketentuian harga yang ditetapkan pemerintah.
"Nanti pemerintah yang akan menerapkan harga eceran tertinggi," kata Supriyanto.
MITRA TARIGAN