Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adik Anglingkusumo Isyaratkan Rekonsiliasi dengan Paku Alam X

image-gnews
Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X menyapa warga dari dalam kereta Kyai Manik Koemolo saat Kirab Ageng di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, 7 Januari 2015. Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo akhirnya secara resmi dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Proses jumenengan dilangsungkan di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman. TEMPO/Pius Erlangga
Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X menyapa warga dari dalam kereta Kyai Manik Koemolo saat Kirab Ageng di Jalan Kusumanegara, Yogyakarta, 7 Januari 2015. Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo akhirnya secara resmi dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Proses jumenengan dilangsungkan di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, YOGYAKARTA -  Adik Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Anglingkusumo, KPH Wijayakusumo memberikan sinyalemen adanya rekonsiliasi dengan kubu Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Paku Alam X. Sinyalemen tersebut dikemukakan Wijayakusumo usai menghadiri prosesi jumenengan keponakannya, Paku Alam X tersebut. Sedangkan Anglingkusumo yang merupakan saudara tiri almarhum Paku Alam IX dan menobatkan diri sebagai KGPAA Paku Alam IX Al Haj tidak hadir.

“Pintu rekonsiliasi selalu dibuka. Hanya saja belum, bukan pakai kata tidak,” kata Wijayakusuma yang didampingi istrinya, Bendara Raden Ayu Wijayakusuma saat ditemui di Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman Yogyakarta, Kamis, 7 Januari 2016.

Selain diundang, kedatangan Wijayakusuma dalam jumenengan tersebut karena ingin menghormati masyarakat yang turut serta merayakan peristiwa budaya yang langka tersebut. “Rumah saya di sini. Dan Mas Bimo (nama kecil Paku Alam X, Raden Mas Wijoseno Hario Bimo) itu keponakan saya,” kata Wijayakusuma.

Istrinya yang mantan anggota DPRD DIY Periode 2009-2014 menambahkan, setelah dinobatkan, Paku Alam X mempunyai tanggung jawab yang tak ringan. Apalagi keberadaan UU Keistimewaan DIY yang tidak hanya memposisikan Paku Alam yang bertahta sebagai Wakil Gubernur DIY. Melainkan juga mengatur status pertanahan kadipaten Pakualaman. Dia mencontohkan tanah Pakualaman yang saat ini dipergunakan untuk pembangunan calon bandar udara di Kulon Progo.

“Tanah Pakualaman itu nemu, warisan. Bukan milik pribadi. Jadi harus bisa dipertanggungjawabkan,” kata istri Wijayakusuma.

Sinyalemen rekonsiliasi tersebut berkebalikan dengan pernyataan menantu Anglingkusumo, KPH Wirayudha yang pada 6 Januari 2016 menyatakan menolak penobatan Paku Alam X. Bahkan dia bersama tim kuasa hukumnya akan mempidanakan dan mengajukan gugatan karena penobatan tersebut tidak memenuhi persyaratan. Paku Alam X yang lebih dulu lahir pada 15 Desember 1962 ketimbang pernikahan ayah ibunya pada 27 Februari 1963 atau lahir di luar ikatan pernikahan dinilai tidak sah sebagai Paku Alam yang bertahta. “Enggak ada Paku Alam X. yang ada Paku Alam IX Al Haj,” kata Wirayudha.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu berkaitan dengan tradisi Pakualaman, dalam sabda dalem usai penobatan, Paku Alam X mengakui selama menjadi adipati akan berada dalam tegangan antara tradisi dan pembaruan, karena proses berkreasi menuntut inovasi. Dia pun akan menjadikan tradisi Kadipaten Pakualaman sebagai bagian tak terpisahkan dari Kasultanan Yogyakarta. “Akan saya jadikan tolok ukur untuk memahami perkembangan dan perubahan kebudayaan yang sangat cepat agar tak lepas dari akarnya,” kata Paku Alam X.

Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Bayu Dardias melihat Paku Alam X telah menyelaraskan tradisi dengan modernitas secara konkret. Contoh yang telah dilihat adalah upacara jumenengan yang berlangsung sederhana dan singkat, tanpa menghilangkan tradisinya.

“Akhirnya masyarakat dapat mengikuti prosesi dengan happy, tepat waktu, dan dapat intinya,” kata Bayu.

 PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

1 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

14 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

15 hari lalu

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterngan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

36 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Ragam kuliner Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Ada satu hidangan utama untuk para tamu Dhaup Ageng, yang merupakan menu spesial khas Pura Pakualaman, yakni uter-uter tahu.


Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

10 Januari 2024

Momen raja raja berbagai Kerajaan Nusantara menghadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu (10/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

Ada 32 raja dari kerajaan Nusantara yang menghadiri resepsi hari pertama Dhaup Ageng Pura Pakualaman.


Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

10 Januari 2024

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti menghadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu, 10 Januari 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Susi Pudjiastuti, Basuki Hadimuljono, Alam Ganjar Datangi Dhaup Ageng, Ini Kata Mereka

Sejumlah tokoh menyambangi hajatan Dhaup Ageng atau pernikahan agung Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu, 10 Januari 2024.


Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Prosesi ijab kabul Dhaup Ageng Pura Pakualaman Rabu (10/1). Dok. Pura Pakualaman
Menkopolhukam Mahfud MD Bersyukur Bisa Saksikan Langsung Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Mahfud MD mengatakan Dhaup Ageng ini sangat berkesan karena menggabungkan tradisi, hukum Islam, dan hukum negara, secara harmonis.


Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

10 Januari 2024

Prosesi ijab kabul Dhaup Ageng Pura Pakualaman Rabu, 10 Januari 2024. Dok. Pura Pakualaman
Dhaup Ageng Pura Pakualaman, Dua Mempelai Laksanakan Ijab Kabul

Perayaan Dhaup Ageng atau pernikahan agung di Pura Pakualaman Yogyakarta telah memasuki puncak acara pada Rabu, 10 Januari 2024.