Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Raja Paku Alam X Yogyakarta yang Dinobatkan Hobi Jalan-jalan

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Kanjeng Bendoro Pangeran Hario Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X  pada 7 Januari mendatang. Suryodilogo akan menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Kanjeng Bendoro Pangeran Hario Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X pada 7 Januari mendatang. Suryodilogo akan menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.COYogyakarta - Selain memiliki hobi membaca dan travelling, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo yang dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X pada hari ini, Kamis, 7 Januari 2016, juga menyukai otomotif. Dia bersama adiknya, Bendara Pangeran Haryo (BPH) Hario Danardono, merancang kereta baru untuk koleksi Kadipaten Pakualaman yang dibuat pada 2015.

“Keretanya diberi nama Kyai Jaladara. Baru diberi nama pada 31 Desember 2015,” kata Ketua IV Panitia Jumenengan Paku Alam X yang mengurusi kirab kereta, Widihasto Wasana Putra, saat konferensi pers di Kadipaten Pakualaman pada 4 Januari 2016.

Dalam kisah pewayangan Mahabarata, Jaladara adalah nama kereta yang menjadi tunggangan Prabu Kresna. Meskipun dirancang oleh keluarga Pakualaman, kereta tersebut dibuat oleh teknisi di bengkel Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY. Sedangkan desainnya meniru kereta Kerajaan Inggris milik Ratu Elizabeth.

Kereta dengan model tertutup itu berwarna hitam glossy serta berbahan kayu jati. Proses pembuatan yang memakan waktu selama satu tahun dengan biaya berkisar Rp 200 juta itu terlihat belum rampung. Saat diikutkan gladi bersih kirab pada 3 Januari 2016, masih ada pernak-pernik aksesori yang belum lengkap, seperti handle pintu yang belum dipasang. 

Kereta tersebut kelak akan diperuntukkan bagi Paku Alam yang bertakhta untuk kendaraan operasional harian. Semisal, ditumpangi Paku Alam saat menghadap Raja Keraton Yogyakarta yang bertakhta dalam acara resmi kerajaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 7 Januari 2016, kereta tersebut akan turut dalam kirab Paku Alam X bersama lima kereta lainnya dengan ditarik kuda. Lima kereta tersebut adalah Kyai Manik Kumolo berwarna kuning yang akan ditumpangi Paku Alam X, Nyai Rara Kumenyar berwarna hijau, Kyai Brajanala berwarna biru, juga Kyai Manik Braja. Serta satu kereta pinjaman Keraton Yogyakarta, yaitu kereta Kyai Rejo Pawoko yang berwarna hitam untuk mengangkut ampilan Paku Alam X, antara lain senjata pusaka.

Kereta Kyai Jaladara akan ditempatkan di belakang kereta Kyai Rejo Pawoko. Berdasarkan urutan kirab, kereta paling depan adalah Kyai Manik Kumolo, Kyai Rejo Pawoko, Kyai Jaladara, Nyai Rara Kumenyar, Kyai Brajanala, serta Kyai Manik Brojo. Total ada 30 ekor kuda yang menariknya dengan jarak sekitar 3,6 kilometer.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

8 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

9 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

11 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

20 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

21 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterngan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

40 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

41 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

41 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

43 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.