TEMPO.CO, Yogyakarta - Pangeran pati Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo, yang akan dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X pada hari ini, 7 Januari 2016, dikenal sangat akrab dengan kakeknya, almarhum Paku Alam VIII. Melalui siaran pers yang diterima Tempo saat jumpa pers di Kadipaten Pakualaman pada 4 Januari 2016 lalu, sebagai cucu tertua, dia dibebaskan bermain apa saja, kecuali bermain plintheng alias ketapel.
“Larangan itu mengandung nasihat untuk tidak menyakiti sesama makhluk hidup. Apalagi menganggap perbuatan menyakiti itu sebagai permainan,” tulis Ketua Hudiyono (Perkumpulan Kerabat Pakualaman) Kanjeng Pangeran Haryo Kusumoparasto.
Hal ini diperkuat nasihat Paku Alam VIII kepadanya ketika Suryodilogo, yang mempunyai nama kecil Raden Mas Wijoseno Hario Bimo itu, tengah marah sembari merusak mainannya. Kakeknya menasihati agar ia menghargai karya orang lain, apa pun bentuknya. Nasihat lainnya, setiap orang memiliki peran dan kewajiban masing-masing. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang tidak berada dalam kewenangannya.
Dari ayahnya, Paku Alam IX, Suryodilogo menemukan sifat terbuka dan demokratis. Paku Alam IX lebih sering mengajaknya berdiskusi daripada langsung memberikan nasihat.
“Percakapan keduanya sehari-hari menggunakan bahasa Jawa ngoko,” tulis Kusumo.
Suryodilogo menilai, perlakuan yang didapatkan dari ayahnya adalah sesuatu yang tidak diperoleh ayahnya dari kakeknya. Tidak banyak larangan yang disampaikan ayahnya. Bahkan Paku Alam IX cenderung membolehkan segala hal, asal mampu menuntaskannya.
Berdasarkan biodata yang dimiliki Pakualaman, Suryodilogo lahir pada Sabtu Kliwon, 15 Desember 1962 atau 18 Rejeb 1894 di Yogyakarta. Dia anak tertua Paku Alam IX dengan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GBRAy) Ambarkusumo. Dua orang adiknya bernama Bendara Pangeran Haryo (BPH) Hario Seno dan BPH Hario Danardono Wijoyo. Dari perkawinannya dengan Bendara Raden Ayu (BRAy) Atika Suryodilogo, ia dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu Bendara Raden Mas Haryo (BRMH) Suryo Sri Bimantoro dan BRMH Bhismo Srenggoro Kuntonugroho.
Suryodilogo menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar B II Jakarta pada 1975, Sekolah Menengah Pertama XI Jakarta pada 1979, dan Sekolah Menengah Atas Negeri I “TELADAN” Yogyakarta pada 1982. Pendidikan tingginya ditempuh di Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, UPN Veteran Yogyakarta yang diselesaikannya pada 1989.
Dia aktif di sejumlah paguyuban dan organisasi bidang sosial, budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keaktifannya itu mendukung kinerjanya di pemerintahan sebagai Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan pemerintah DIY sejak 2011 hingga sekarang. Dia diangkat menjadi pegawai pada 1991 dengan pangkat Penata Muda di Dinas Tenaga Kerja Setwilda Yogyakarta.
PITO AGUSTIN RUDIANA