Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jumenengan Paku Alam X, Larangan Bermain Ketapel Suryodilogo  

image-gnews
Kanjeng Bendoro Pangeran Hario Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X  pada 7 Januari mendatang. Suryodilogo akan menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Kanjeng Bendoro Pangeran Hario Prabu Suryodilogo akan dilantik menjadi Raja Puro Pakualaman X pada 7 Januari mendatang. Suryodilogo akan menggantikan Paku Alam IX yang mangkat pada November 2015. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pangeran pati Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo, yang akan dinobatkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA) Paku Alam X pada hari ini, 7 Januari 2016, dikenal sangat akrab dengan kakeknya, almarhum Paku Alam VIII. Melalui siaran pers yang diterima Tempo saat jumpa pers di Kadipaten Pakualaman pada 4 Januari 2016 lalu, sebagai cucu tertua, dia dibebaskan bermain apa saja, kecuali bermain plintheng alias ketapel.

“Larangan itu mengandung nasihat untuk tidak menyakiti sesama makhluk hidup. Apalagi menganggap perbuatan menyakiti itu sebagai permainan,” tulis Ketua Hudiyono (Perkumpulan Kerabat Pakualaman) Kanjeng Pangeran Haryo Kusumoparasto.

Hal ini diperkuat nasihat Paku Alam VIII kepadanya ketika Suryodilogo, yang mempunyai nama kecil Raden Mas Wijoseno Hario Bimo itu, tengah marah sembari merusak mainannya. Kakeknya menasihati agar ia menghargai karya orang lain, apa pun bentuknya. Nasihat lainnya, setiap orang memiliki peran dan kewajiban masing-masing. Karenanya, jangan memaksakan diri untuk mengerjakan sesuatu yang tidak berada dalam kewenangannya.

Dari ayahnya, Paku Alam IX, Suryodilogo menemukan sifat terbuka dan demokratis. Paku Alam IX lebih sering mengajaknya berdiskusi daripada langsung memberikan nasihat.

“Percakapan keduanya sehari-hari menggunakan bahasa Jawa ngoko,” tulis Kusumo.

Suryodilogo menilai, perlakuan yang didapatkan dari ayahnya adalah sesuatu yang tidak diperoleh ayahnya dari kakeknya. Tidak banyak larangan yang disampaikan ayahnya. Bahkan Paku Alam IX cenderung membolehkan segala hal, asal mampu menuntaskannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan biodata yang dimiliki Pakualaman, Suryodilogo lahir pada Sabtu Kliwon, 15 Desember 1962 atau 18 Rejeb 1894 di Yogyakarta. Dia anak tertua Paku Alam IX dengan Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GBRAy) Ambarkusumo. Dua orang adiknya bernama Bendara Pangeran Haryo (BPH) Hario Seno dan BPH Hario Danardono Wijoyo. Dari perkawinannya dengan Bendara Raden Ayu (BRAy) Atika Suryodilogo, ia dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu Bendara Raden Mas Haryo (BRMH) Suryo Sri Bimantoro dan BRMH Bhismo Srenggoro Kuntonugroho.

Suryodilogo menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar B II Jakarta pada 1975, Sekolah Menengah Pertama XI Jakarta pada 1979, dan Sekolah Menengah Atas Negeri I “TELADAN” Yogyakarta pada 1982. Pendidikan tingginya ditempuh di Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi, UPN Veteran Yogyakarta yang diselesaikannya pada 1989.

Dia aktif di sejumlah paguyuban dan organisasi bidang sosial, budaya, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keaktifannya itu mendukung kinerjanya di pemerintahan sebagai Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan pemerintah DIY sejak 2011 hingga sekarang. Dia diangkat menjadi pegawai pada 1991 dengan pangkat Penata Muda di Dinas Tenaga Kerja Setwilda Yogyakarta.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

1 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

5 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

8 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

20 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

21 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.


KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

22 hari lalu

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi  Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterngan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Gelar Pilkada 2024 Serentak di 37 Provinsi Kecuali DIY, Ini Alasannya

Dari 514 kabupaten/kota, KPU menggelar pilkada di 508 daerah karena 6 kabupaten/kota administratif di DKI Jakarta tak ada pilkada langsung.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

40 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

43 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

46 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.