TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali, mengantisipasi sindikat pencurian bagasi. Langkah yang ditempuh antara lain meningkatkan pengawasan sekaligus mengganti petugas di bagian bagasi secara berkala.
"Kami akan merotasi tim penanganan darat seminggu sekali agar tidak terbentuk semacam sindikat pencurian bagasi seperti yang terjadi di bandara lain," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Trikora Harjo, di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu, 6 Januari 2016.
Keputusan tersebut didapatkan setelah PT Angkasa Pura I, otoritas bandara Wilayah IV, keamanan bandara, penanganan darat, polisi, dan TNI rapat gabungan menyikapi peristiwa pencurian bagasi penumpang oleh petugas porter maskapai Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Selain mengganti petugas secara berkala, operator dan regulator bandara setempat melakukan pengawasan dengan melibatkan instansi lain. "Kami akan lakukan acak agar kejadian pencurian bagasi tidak ada di Bandara Ngurah Rai," imbuhnya.
Selain itu, pihaknya melakukan pemeriksaan latar belakang serta rekam jejak pekerjaan petugas di lapangan. Pengawasan proses perekrutan, yang selama ini dilakukan secara parsial atau sendiri-sendiri oleh instansi di dalam bandara, juga akan diperbaiki.
Soal kamera pengawas atau CCTV, Harjo menyatakan, sudah ada di setiap sudut bandara. Namun CCTV belum menjangkau lambung pesawat yang terletak di jalur apron. Di tempat inilah para porter memindahkan bagasi penumpang ke dalam perut pesawat.
Dia menjelaskan petugas porter merupakan bagian dari maskapai yang biasanya berjumlah empat hingga enam orang. Mereka diawasi satu orang petugas dari maskapai tersebut.
ANTARA