TEMPO.CO, Surabaya - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) tiba-tiba melonjak di banyak daerah pascapenurunan harga per Selasa 5 Januari 2016 lalu. Di Jawa Timur, peningkatan terjadi hampir di semua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terutama pada hari pertama penurunan harga itu.
"Untuk hari ini masih ada peningkatan konsumsi BBM meski tidak sebesar kemarin," kata Area Manager Communication & Relations Pertamina Marketing Operation Region V (MOR V), Heppy Wulansari, Rabu 6 Januari 2016.
Dia menjelaskan, konsumsi BBM jenis Premium meningkat sekitar 15 persen dari konsumsi normal. Itu setara peningkatan konsumsi yang menjadi 11.400 kiloliter. Sedangkan untuk konsumsi BBM jenis Solar sekitar 19 persen dari konsumsi normal.
Lonjakan konsumsi itu, menurut Heppy, mengakibatkan beberapa SPBU mengalami kekurangan stok. "Hal ini terjadi pada beberapa SPBU yang terletak di jalur pantai utara."
Heppy menambahkan, Pertamina merespons situasi itu dengan rencana menambah penyaluran Premium sebesar 47 persen atau sebesar 14.612 kiloliter. Sedang solar juga ditambah sebesar 62 persen atau sebesar 8.536 kiloliter. "Penambahan ini untuk recovery stock dan antisipasi lonjakan konsumsi BBM hari ini," katanya.
Heppy meminta masyarakat tidak perlu panik bahkan akan terjadi kelangkaan BBM. "Besok kami prediksi sudah normal kembali," katanya.
Penurunan harga BBM diumumkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto di Kantor Presiden, Senin malam 4 Januari 2016. Kenaikan diputuskan tidak disertai dengan pungutan untuk dana ketahanan energi.
Diantara komponen BBM itu adalah Premium yang turun sebesar Rp 350 per liter, Pertamax Rp 150 per liter, solar bersubsidi Rp 1.050 per liter, dan elpiji 12 kilogram sebesar Rp 5.800 per tabung.
EDWIN FAJERIAL