TEMPO.CO, Kediri – Puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri membubarkan pelantikan pejabat kampus, Selasa, 5 Januari 2016. Ulah mahasiswa ini memaksa panitia pelantikan mengosongkan ruang pertemuan sebelum mahasiswa mengambil alih acara.
Sejak pukul 07.00, para mahasiswa sudah berkumpul di halaman kampus sambil membawa pengeras suara dan poster. Mereka adalah mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam yang hendak menggagalkan pelantikan ketua dan staf Jurusan Dakwah. “Pemilihan ketua jurusan tak melibatkan senat mahasiswa,” kata Ahmad Riski, koordinator aksi, Selasa, 5 Januari 2016.
Menurut dia, alasan utama mahasiswa menolak pelantikan bukan terkait dengan sosok ketua jurusan yang dipilih pengurus STAIN, melainkan soal pemindahan sejumlah program studi, yang salah satunya Komunikasi Penyiaran Islam, ke Jurusan Dakwah. Sebelumnya, program tersebut masuk ke dalam Jurusan Ushuludin.
Mahasiswa yang marah lantaran penolakan mereka tak digubris pengurus STAIN berniat menggagalkan pelantikan. Mereka menerobos masuk ruang pertemuan di lantai IV yang menjadi lokasi pelantikan. Namun ruangan sudah dikosongkan saat ratusan pengunjuk rasa masuk.
Sebagai pelampiasan, mereka menyingkirkan kursi dan meja di dalam ruangan sambil mencari atribut pelantikan. Sejumlah banner pelantikan yang ditemukan tersembunyi di sudut ruangan dirusak menggunakan cat semprot. “Kami menyatakan pelantikan batal!” teriak mereka.
Ketua STAIN Kediri Nur Khamid mengatakan tidak bisa membatalkan pembentukan Jurusan Dakwah karena merupakan tindak lanjut peraturan Menteri Agama. Khamid mengaku telah berkoordinasi dengan perwakilan mahasiswa untuk membentuk jurusan tersebut, tapi ada kelompok yang tidak setuju. “Kami sudah berkoordinasi dengan semua elemen, jadi semuanya prosedural."
Karena itu, STAIN tak akan menunda lagi pembentukan Jurusan Dakwah ini meski mendapat penolakan mahasiswa. Khamid berharap mahasiswa bisa menerima keputusan itu, khususnya Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, untuk dipindahkan ke jurusan yang baru.
HARI TRI WASONO