TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Sulistio Pudjo mengatakan pelaku teror yang meledakkan bom di seberang rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terancam hukuman mati. "Pelaku diancam dengan hukuman 20 tahun atau maksimal hukuman mati," ujar Pudjo melalui sambungan telepon, kepada Tempo, Senin, 4 Januari 2015.
Pelaku disangkakan Pasal 6 Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Pudjo mengatakan pelaku yang menaruh bom jenis rakitan di bawah mobil milik sebuah stasiun televisi tersebut melakukan aksinya dengan serius. Hal itu terlihat dari pelaku yang menggunakan bom rakitan dengan salah satu materialnya berupa paku dan bubuk besi. "Kami yakin, itu serius pelakunya. Tetapi yang perlu kita cari itu motifnya apa," katanya.
Hingga saat ini, tim kepolisian yang terdiri atas Detasemen Khusus Antiteror 88, Pusat Laboratorium Forensik, serta Satuan Reserse Kriminal dan intelijen sedang melakukan pemburuan terhadap pelaku teror. Namun, sampai saat ini, kepolisian belum memastikan dari kelompok mana pelaku teror tersebut.
"Ada sekitar 72 orang anggota Polri yang dipimpin Kapolrestabes Bandung untuk melakukan sharing informasi, mengumpulkan fakta, data, dan analisis," ujar Pudjo.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara tim Puslabfor, Pudjo mengatakan, bahan yang digunakan dalam membuat bom rakitan tersebut di antaranya menggunakan black powder dan paku. Selain itu, di tempat kejadian perkara, tim Puslabfor juga menemukan baterai kotak berkekuatan 9 volt yang dililit menggunakan kabel. "Kemungkinana low explosive," katanya.
Benda diduga bom meledak di bawah mobil milik TV One yang terparkir di seberang Pendopo Wali Kota Bandung, Jumat dinihari, 1 Januari 2016. Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 01.10. Saat itu, kru TV One baru saja melakukan peliputan suasana malam pergantian tahun di sekitar Alun-alun Bandung. Tak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut.
Berdasarkan keterangan saksi yang menyaksikan langsung ledakan tersebut, bunyi ledakan bom tersebut persis dengan suara ledakan petasan tapi dengan dentuman yang sedikit lebih nyaring. Setelah bunyi ledakan terdengar, muncul percikan api dan debu pekat berwarna putih sari bawah kolong mobil disertai bau mirip belerang yang sangat menyengat.
IQBAL T. LAZUARDI S.