TEMPO.CO, Balikpapan – Lubang bekas tambang batu bara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, untuk kesekian kalinya kembali menelan korban jiwa. Kali ini, korbannya adalah Dewi Ratna Pratiwi, 9 tahun, yang ditemukan membujur kaku tenggelam di lubang bekas tambang yang kini penuh dengan air sedalam 27 meter.
“Putri pasangan Aris Munandar-Rika Rosita adalah korban yang kesekian akibat tenggelam di lubang bekas tambang batu bara,” ucap dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Merah Johansyah, Kamis, 31 Desember 2015.
Merah mengatakan tim SAR berhasil mengevakuasi jasad korban dari lubang bekas tambang pada Rabu, 30 Desember 2015, sekitar pukul 19.00 Wita. Lubang itu dulunya merupakan wilayah tambang KSU Wijaya Kusuma yang berada di wilayah Sumber Rejo, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Lokasi tambang batu bara itu berada di belakang perumahan warga. “Bekas tambang tersebut telah ditinggalkan sejak 2012 dan dibiarkan tidak terurus lagi,” ujarnya.
Merah menyatakan perusahaan seharusnya menutup lokasi bekas tambang dari aktivitas masyarakat setempat. Perusahaan juga wajib memasang papan tanda peringatan serta memasang pagar guna membatasi interaksi dengan masyarakat.
Jatam mencatat, dalam sebulan terakhir, sudah ada empat korban tewas tenggelam di lubang bekas tambang di Kutai Kartanegara dan Samarinda. Total sudah 19 korban tewas tenggelam di lokasi bekas tambang di dua daerah itu. “Kami memprediksi Kutai Kartanegara akan lebih parah daripada Samarinda, karena obral izin tambangnya sebanyak 600 IUP sudah diberikan,” tuturnya.
Pekan lalu, Jatam juga merilis korban tewas tenggelam di lokasi bekas tambang batu bara di Kutai Kartanegara atas nama Muliadi, 15 tahun. Dia diduga tenggelam di lubang bekas tambang batu bara milik PT Multi Harapan Utama.
S.G. WIBISONO