TEMPO.CO, Makassar - Kebakaran hebat melanda Kompleks Asrama TNI Bara-baraya di Jalan Abubakar Lambogo, Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 27 Desember, sore. Si Jago merah mengamuk selama kurang lebih satu jam. Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, kebakaran itu menghanguskan 43 rumah. Kompleks Asrama TNI Bara-baraya diketahui dihuni oleh ratusan jiwa.
"Total terdapat 43 petak rumah di Blok B, C, dan D yang terbakar. Kami mengerahkan sedikitnya 14 armada untuk secepat mungkin memadamkan kebakaran itu," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, Imran Samad, Minggu, 27 Desember. Tim pemadam kebakaran bekerja ekstra untuk menjinakkan api. "Tadi kami jaga hingga proses pendinginan untuk memastikan tidak ada lagi titik api," ucapnya.
Hingga kini, kepolisian, TNI, dan pemerintah masih melakukan pendataan ihwal jumlah rumah dan total jiwa yang kehilangan tempat tinggal akibat musibah tersebut. Kepolisian juga terus mengumpulkan keterangan saksi-saksi guna menyelidiki penyebab kebakaran. Juru bicara Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan dari mana sumber api.
Kepal Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana, Brigadir Jenderal TNI Kurnia Dewantara, mengatakan kebakaran di Kompleks Asrama TNI Bara-baraya menghanguskan sedikitnya 42 rumah. Namun, data pasti mengenai jumlah kepala keluarga dan jiwa yang kehilangan tempat tinggal imbas peristiwa itu masih dikumpulkan.
"Informasi yang kami terima ada 42 rumah yang terbakar. Namun, rincian soal data kepala keluarga masih dikumpulkan," ujarnya. Kurnia memantau langsung lokasi kebakaran dan memberikan semangat serta bantuan bagi para korban kebakaran. Adapun, pemerintah setempat pun mulai menyalurkan bantuan kepada korban kebakaran.
Berdasarkan data Tempo, kebakaran di Kompleks Asrama TNI Bara-baraya bukan kali pertama terjadi. Juli lalu, kebakaran melanda kompleks perumahan tentara tersebut. Kala itu, tercatat sedikitnya 12 rumah yang hangus terbakar. Tiap kali terjadi kebakaran, petugas pemadam kebakaran kewalahan menjinakkan api lantaran banyaknya kerumunan warga di kawasan padat penduduk tersebut.
TRI YARI KURNIAWAN