TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan ada empat visi yang harus dilakukan untuk menjaga kualitas pendidikan di Indonesia.
"Kita perlu menjaga keseimbangan komponen proses kerja guru, memasang standar tinggi, mengatur manajemen karir guru, dan memberi ruang keterbukaan informasi pada publik agar terlibat," kata Anies Baswedan dalam diskusi publik soal pengelolaan guru Indonesia yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW) di Balai Sarbini, Jakarta pada Selasa, 22 Desember 2015.
Keseimbangan komponen yang dimaksud Anies adalah antara kinerja, kompetensi, sertifikasi, dan apresiasi. Anies mengatakan bahwa siklus ini harus seimbang dan terus berputar demi menjaga kualitas guru sebagai tenaga pendidik. "Kinerja guru didukung kompetensi yang baik, kompetensi nyata akan tampak dalam sertifikasi, dan apresiasi yang sesuai akan membuat mereka semangat dan meningkatkan kinerja," katanya.
Standar kompetensi yang tinggi, kata Anies, akan memacu guru memperbaiki diri masing-masing. Menurutnya guru harus punya impian yang serius agar bisa mengelola diri dan mengejar standar kompetensi tersebut. "Meski sadar belum sempurna, tak apa, yang penting mereka mulai melihat hal kuat mana pada dirinya yang harus dipertahankan dan mana yang tidak."
Anies mengatakan bahwa potret pendidikan hari ini seperti cawan berisi air keruh. "Guru yang baik dan guru yang kinerjanya tak baik, bercampur."
Hal itu menurutnya dikarenakan manajemen karir guru belum diatur benar. Anies menilai perlu dibedakan mana guru yang harus berkarir di kelas dan mana yang mengurus manajemen sekolah. "Jangan asal mengangkat guru berprestasi jadi Kepala Sekolah (Kepsek), siswa jadi kehilangan guru baik, karena Kepsek harus mengurus banyak hal di luar mengajar," katanya.
Interaksi positif antara pelaku pendidikan dan masyarakat juga diperlukan. Anies berpendapat bahwa keterbukaan informasi dari pemerintah akan mendorong perkembangan setiap institusi pendidikan. "Kalau kami umumkan indeks integritas per sekolah di semua daerah, pelaku pendidikan akan tahu kompetensi mereka dan mempelajari apa yang kurang dalam penyelenggaraan pendidikan di institusi mereka," katanya.
Keterbukaan informasi itu, kata Anies, juga ditujukan untuk publik, khususnya orang tua siswa yang diharapkan bisa terlibat dan memberi masukan untuk proses pendidikan yang terjadi di daerah masing-masing.
YOHANES PASKALIS