TEMPO.CO, Sydney - Indonesia dan Australia menjajaki kemungkinan kerja sama maritim regional dengan memanfaatkan kerja sama bilateral. Kemungkinan itu dibahas dalam pertemuan para menteri luar negeri dan menteri pertahanan (Dialog 2+2) di Sydney, Australia, 21 Desember 2015.
"Pertemuan 2+2 Indonesia-Australia meningkatkan kerja sama maritim dan diharapkan dapat menjadi embrio kerja sama maritim regional,” kata Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, seperti dilansir dalam rilis Kementerian Luar Negeri RI. Dialog 2+2 RI-Australia yang digelar ketiga kalinya ini dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu serta Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bersama Menteri Pertahanan Marise Payne.
Baca Juga:
Dialog 2+2 merupakan mekanisme bilateral tingkat Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan untuk membahas isu-isu bilateral dan strategis secara bilateral. Pertemuan 2+2 kali ini dititikberatkan pada upaya penguatan kerja sama maritim yang diharapkan menjadi embrio untuk meningkatkan kerja sama pada tingkat regional, seperti dalam East Asia Summit (EAS).
Kerja sama maritim yang akan ditingkatkan antara lain pembangunan sektor maritim yang berkelanjutan; maritime security; konektivitas; kerja sama IPTEK; dan penanganan kejahatan transnasional, seperti IUU (Illegal, Undocumented, Unreporter) fishing.
Pertemuan ini juga membahas kerja sama maritim pada IORA. Sebagai Ketua IORA untuk 2015-2017, para menteri sepakat mendukung upaya Indonesia mendorong kerja sama maritim pada IORA, termasuk melalui pembentukan IORA Concord.
Selain isu maritim, Pertemuan 2+2 juga membahas berbagai isu strategis, seperti upaya mengatasi ekstremisme dan terorisme, keamanan dan stabilitas kawasan termasuk Laut Cina Selatan, serta irregular migrant.
NATALIA SANTI