TEMPO.CO, Ponorogo - Sebuah kapal tanker terdampar di Samudra Hindia di wilayah perairan Desa Kalipelus, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kapal bernama Alisa XVII itu mulai menepi akibat kerusakan mesin sejak Senin siang, 21 Desember 2015.
"Sampai sekarang pemilik kapal, nakhoda, dan 23 ABK (anak buah kapal) masih mengecek kerusakannya," kata Kepala Unit Satuan Polisi Perairan Pacitan Brigadir Kepala Hendro Wibowo saat dihubungi Selasa sore, 22 Desember 2015.
Menurut dia, batas waktu penyelesaian perbaikan kapal belum bisa ditentukan. Meski demikian, polisi, pemilik kapal, dan pihak-pihak yang terkait telah menyiapkan langkah alternatif untuk menanggulangi kemacetan kapal yang berangkat dari Surabaya menuju Cilacap, Jawa Tengah, itu.
"Kalau memang terlalu lama mogok, akan ditarik dengan tug boat milik PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) di Kecamatan Sudimoro, Pacitan," ucaapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Polisi Perairan Pacitan, kapal tanker yang dinakhodai Yulius itu dalam keadaan kosong. Sejak terdampar, kata Hendro, kondisinya semakin karam lantaran diempas ombak laut lepas. Keberadaan kapal tersebut mengundang perhatian warga untuk melihat dari jarak dekat meski harus melewati jalan di perbukitan.
Informasi tentang muatan kapal yang diterima polisi berbeda dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan. Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan Bambang Marhaendrawan mengatakan kapal itu memuat premium yang hendak dikirim ke Cilacap.
"Kami berharap bisa segera diatasi karena minyak yang diangkut bisa mencemari air jika kapal karam," ujanya.
Meski demikian, terdamparnya kapal tanker itu, kata Bambang, tidak sampai mengganggu aktivitas nelayan. Sebab, lokasi menepinya bukan merupakan jalur nelayan tradisional saat mencari ikan di laut.
NOFIKA DIAN NUGROHO