TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol Priyo Budi Santoso mengatakan Partai Golkar mengusulkan anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat, Agus Gumiwang Kartasasmita, sebagai pengganti Setya Novanto di DPR. "Sementara itu, untuk posisi ketua fraksi, kami mengusulkan Zainuddin Amali," kata Priyo di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 21 Desember 2015.
Menurut mantan Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 tersebut, usulan Ketua DPR dari Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie diserahkan kepada pemimpin DPR tanpa sepengetahuan Partai Golkar kubu Agung Laksono. "Pak Aburizal mengusulkan itu silakan. Tapi kami juga punya hak untuk mengusulkan," ujar Priyo.
Priyo mengungkapkan, hingga kini, kepengurusan Partai Golkar yang sah dan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM adalah kepengurusan Partai Golkar dari Munas Ancol. Karena itu, menurut dia, proses surat-menyurat yang berkaitan dengan pergantian pemimpin DPR dan fraksi hanya bisa dilakukan oleh Partai Golkar kepengurusan Agung. "Yang punya legal standing adalah kepengurusan Golkar yang kami pimpin," tutur Priyo.
Priyo pun meyakini surat penggantian Ketua DPR dari kepengurusannya telah diterima oleh pemimpin DPR. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tanda terima yang diperolehnya terkait dengan surat penggantian tersebut. "Memang duluan Pak Aburizal. Tapi saya pastikan sudah diterima. Wong copy suratnya sudah saya pegang. Ada tanda terima juga, harusnya sudah dibaca," kata Priyo.
Tapi Priyo enggan menduga-duga ada upaya dari pihak-pihak tertentu yang ingin menjegal Partai Golkar kubu Agung. "Saya pernah 5 tahun memimpin parlemen. Kalau pimpinan DPR sampai melawan dan melampaui kewenangannya, bisa dilakukan gugatan. Saya yakin akan diproses," ujar Priyo.
Pada 16 Desember lalu, Setya Novanto secara resmi mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR. Partai Golkar dari kubu Aburizal Bakrie mengajukan Ade Komaruddin sebagai pengganti Setya. Setya pun diplot sebagai pengganti Ade yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
ANGELINA ANJAR SAWITRI