TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) memperoleh satu buah kapal baru jenis survei Hidro-Oseanografi KRI Spica 934. Kapal ini nantinya akan membantu dalam menyiapkan serta menyediakan data dan informasi Hidro-Oseanografi, seperti peta laut dan buku-buku nautika, yang digunakan untuk navigasi pelayaran di seluruh kawasan Indonesia.
Kepala Dinas Penerangan Komando Lintas Laut Militer Letnan Kolonel Laut Bazisokhi Gea mengatakan KRI Spica 934 merupakan kapal kedua tercanggih se-Asia pada jenisnya yang dimiliki TNI AL. "Sebelumnya ada KRI Rigel 933," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 21 Desember 2015.
Kapal Spica 934 dibuat di galangan Les Sables D'olonne, Prancis, dengan spesifikasi panjang 60,1 meter dan lebar 11,5 meter. Selain itu, draf kapal 3,5 meter dengan kecepatan maksimal 14 knot.
Bazisokhi menambahkan, kapal tersebut dilengkapi berbagai alat survei Hidro-Oseanografi dan peralatan meteorologi. Kapal ini mampu menyurvei hingga kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut.
Selain berfungsi sebagai kapal bantu Hidro-Oseanografi, kapal ini bisa dimanfaatkan sebagai kapal patroli lantaran dibekali persenjataan canon PSU Rheinmetal kaliber 20 milimeter di haluan serta dua pucuk senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 milimeter di geladak buritan.
Sebelumnya, pada 30 Oktober 2015, KRI Spica 934 berangkat dari dermaga Les Sables D'olonne, Prancis, dan tiba di Jakarta pada 18 Desember 2015.
Kata “Spica” berasal dari nama Latin tradisional “Alpha Virginis”, yang berarti bintang paling terang di rasi bintang Virgo.
AHMAD FAIZ