TEMPO.CO, Depok - Letnan Kolonel Pnb Marda Sarjono, pilot pesawat T50i Golden Eagle yang jatuh saat melakukan solo aerobatic di Pangkalan Udara Adisutjipto, harus berjuang untuk bisa berkarier di militer. Sepupu Marda, Ismu Antoro, mengatakan saudaranya itu tak menyerah meskipun sempat gagal masuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (TNI) pada 1993.
Ismu mengatakan Marda akhirnya memilih masuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia dulu. Lalu dia kembali mencoba tes AKABRI pada tahun selanjutnya dan lolos sebagai taruna Angkatan Darat kemudian ditarik ke Angkatan Udara.
"Mendaftarnya di Angkatan Darat. Marda sangat pintar jadi ditarik ke AU," kata Ismu setelah menggelar tahlilan di rumah orang tua Marda di D10/9, Sukatani, Tapos, Depok, Ahad, 20 Desember 2015.
Menurut Ismu, kecerdasan Marda memang sudah terlihat sejak dia SMA. Bahkan, saat ujian nasional, Marda mendapatkan nilai matematika sempurna. "Nilai Ebtanas-nya di SMA 39 untuk matematika 100. Benar semua," ujar Ismu.
Marda dan Kapten Pnb Dwi Cahyadi tewas saat melakukan akrobatik dalam Atraksi Gebyar Dirgantara AAU di dekat Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu pagi. Atraksi Gebyar Dirgantara AAU diadakan di Pangkalan Udara Adisutjipto pada 19-20 Desember 2015.
Acara tersebut menghadirkan 57 pesawat tempur, di antaranya jenis T50i, F16, dan Sukhoi. Selain itu, turut dalam atraksi itu pesawat Dinamic Pegasus dan Jupiter Aerobatic Team. Acara dibuka oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, yang ditandai dengan atraksi pesawat Su-30, T50, dan The Jupiter.
IMAM HAMDI