TEMPO.CO, Makassar - Hendrik (35) tewas ditikam oleh Daeng Baba (40) di sekitar rumahnya di Kampung Sapiria, Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar, Ahad malam, 20 Desember. Pria pengangguran tersebut meregang nyawa di tangan Baba hanya karena permasalahan utang-piutang.
Kampung Sapiria dikenal sebagai kampung narkoba. Berulangkali, daerah itu digerebek kepolisian. Di Makassar, Kampung Sapiria merupakan satu dari lima daerah yang dianggap basis peredaran dan penyalahgunaan narkoba, seperti Kerung-kerung, Pampang, dan Dangko.
Juru bicara Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Andi Husnaeni, mengatakan pihaknya berfokus pada pengejaran pelaku yang identitasnya sudah dikantongi. Baba merupakan warga Jalan Al-Markaz II, Makassar. Tidak berbeda dengan Hendrik, Baba juga tidak memiliki pekerjaan tetap. "Kami masih buru pelaku sambil mengumpulkan informasi penunjang," katanya.
Insiden berdarah itu berawal saat Baba bersama temannya mendatangi Kampung Sapiria untuk mencari Hendrik. Tatkala bertemu, mereka langsung terlibat adu mulut lantaran masalah sepele, yakni utang-piutang.
Baba menagih pembayaran utang Hendrik, tapi korban tidak menerima baik. Kesal dengan tingkah Hendrik, Baba langsung menikam korban menggunakan sebilah badik. "Ditikam di bagian leher kiri," ucap Husnaeni.
Usai menikam Hendrik, Baba lantas melarikan diri. Warga sekitar yang melihat Hendrik sekarat langsung membawanya ke Rumah Sakit Angkatan Laut di Makassar. Korban sempat mendapat perawatan intensif, tapi nyawanya tidak tertolong.
Hampir sejam berselang penikaman itu, Hendrik akhirnya mengembuskan napas terakhirnya. Pendarahan akibat luka tikam di lehernya diduga menjadi penyebab kematian pria pengangguran tersebut.
TRI YARI KURNIAWAN