TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan, selama ini, orang yang diduga sebagai teroris selalu merencanakan kegiatannya di sebuah rumah sewaan. Mereka selalu merancang aksi teror di rumah-rumah padat penduduk.
"Mereka selalu ditangkap di rumah yang mereka sewa," ucap Syaifullah kepada Tempo, Ahad, 20 Desember 2015.
Dia mencontohkan, terduga teroris yang ditangkap di Mojokerto menempati sebuah rumah di Jalan Empunala Nomor 78, Kota Mojokerto. Rumah tersebut berada di sebuah kompleks perumahan yang padat penduduk. "Masyarakat harus selalu waspada," ujarnya.
Karena itu, Gus Ipul--sapaan Syaifullah--meminta pengurus rukun tetangga dan rukun warga selalu mendata penduduk yang berada di wilayahnya. Para pengurus RT dan RW juga harus selalu melaporkan keanehan-keanehan yang terjadi dengan penduduknya.
"Polisi sektor, komandan rayon militer, kelurahan juga harus ikut mengawasi," tuturnya.
Gus Ipul kemudian mengapresiasi kinerja Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang menunjukkan tindakan pencegahan dengan baik. Menurut dia, Densus 88 dapat segera mendeteksi hal-hal yang dapat meresahkan masyarakat.
Sebelumnya, Densus 88 menangkap tiga orang yang diduga teroris di Mojokerto, Jawa Timur. Penangkapan berlangsung mulai Sabtu malam hingga Minggu dinihari, 19-20 Desember 2015.
Densus 88 menyasar sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat pijat di Jalan Empunala Nomor 78, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, dan sebuah rumah di Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Dari dua rumah tersebut, polisi menangkap tiga orang. Dua di antaranya adalah Indraji Idham Wijaya, 28 tahun, dan Choirul Anam alias Amin.
EDWIN FAJERIAL