TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua DPR Setya Novanto menyampaikan kata-kata terakhirnya dalam rapat paripurna hari ini, Jumat, 18 Desember 2015, setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada Rabu lalu. Setya membacakan pidatonya di hadapan anggota Dewan setelah diizinkan pemimpin rapat paripurna hari ini, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon.
"Saya telah mengajukan surat pernyataan pengunduran diri kepada pimpinan Dewan dan pimpinan MKD. Surat pengunduran diri saya juga telah dibacakan dalam sidang MKD pada 16 Desember kemarin. Saya meminta maaf dan saya mendoakan secara tulus bangsa ini di masa depan," kata Setya mengawali pidatonya.
Dalam pidatonya itu, Setya juga menyatakan alasan pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR. Menurut dia, keputusan tersebut diambil sebagai penghormatannya kepada rakyat Indonesia. "Sebagai bentuk kecintaan saya terhadap Tanah Air dan untuk kepentingan bangsa serta menjaga harkat dan martabat DPR, saya putuskan untuk mengundurkan diri," ujarnya.
SIMAK: Motif Golkar Berikan Sanksi Berat untuk Setya Novanto
Setya juga memaparkan pencapaian-pencapaiannya selama setahun ia menjabat Ketua DPR. Menurut Setya, selama kepemimpinannya, DPR telah menerapkan sebuah sistem parlemen modern. "Sistem ini mampu menciptakan kedekatan kepada rakyat, transparansi, dan akuntabilitas," ucapnya.
Selain itu, Setya mengungkapkan pencapaiannya dalam program penataan kawasan parlemen. "Sudah tercapai juga penguatan alat-alat pendukung DPR, seperti Sekretariat Jenderal, Badan Keahlian, dan staf khusus pimpinan DPR. Terima kasih atas kerja sama dan dukungannya selama ini," tuturnya.
SIMAK: Setya Novanto Mundur, Kalla: Golkar Siapkan Ketua DPR Baru
Setya berharap Ketua DPR yang akan menggantikannya dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga-lembaga negara lain. "Saya tentu tidak sempurna, tapi terima kasih. Semoga ini hanya terjadi pada saya. Apa yang saya lakukan akan saya pertanggungjawabkan kepada seluruh rakyat Indonesia dan seluruh anggota Dewan," kata Setya, mengakhiri pidatonya.
Para anggota Dewan pun memberi tepuk tangan kepada Setya setelah ia menyampaikan pidato terakhirnya. Setya pun kemudian menuruni panggung dan bersalaman dengan anggota Dewan. Setelah itu, Setya tidak lagi duduk di kursi pimpinan DPR, melainkan di kursi anggota Dewan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI