TEMPO.CO, Bojonegoro - Kepolisian Resor Bojonegoro berupaya mengungkap penyebab tewasnya Alvian Bagas Prakoso, 15 tahun, siswa sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Dander. Jenazah warga Desa Jono, Kecamatan Temayang, ini ditemukan dalam keadaan membusuk di tengah hutan Dander, Kamis, 17 Desember 2015.
Jenazah Alvian ditemukan seorang pencari rumput di hutan area Resor Polisi Hutan Perhutani Dander dalam kondisi membusuk dan tubuhnya tidak utuh lagi. Tak jauh dari jenazah, ditemukan palu dan pisau yang diduga sebagai alat menganiaya korban.
Jasad Alvian telah diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah Sosodoro Djatikusumo, Bojonegoro. Sebelum ditemukan tewas, korban hilang selama delapan hari, terhitung sejak 9 Desember 2015 hingga ditemukan 17 Desember 2015.
Berdasarkan keterangan perangkat desa setempat, Alvian berpamitan pada orang tuanya akan pergi liburan. Korban pamit hendak ke rumah seorang temannya berinisial YA yang juga bertempat tinggal di Dander.
Namun hingga sore, korban tidak pulang ke rumah hingga akhirnya ditemukan membusuk. “Jadi sudah lama dia menghilang,” kata Kepala Desa Jono, Dasuki, Jumat, 18 Desember 2015.
Menurut Dasuki, selama sepuluh hari menghilang, orang tua korban sudah beberapa kali menghubungi anaknya yang kebetulan membawa telepon seluler. Ada nada aktif, tetapi tidak diangkat. Perangkat Desa Jono juga aktif menghubungi telepon korban serta mendatangi rumah YA.
Namun, setelah dilakukan pengecekan, teman korban tersebut hingga kini tidak berada di rumah. “Kita tidak tahu ke mana perginya,” imbuh Dasuki. Dia berharap, dengan ditemukannya alat-alat, seperti palu dan pisau, menjadi pintu masuk polisi untuk menyelidiki kasus kematian warganya.
Juru bicara Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Nugroho Basuki mengatakan sedang mengumpulkan bukti-bukti di lapangan. Di antaranya pisau dan palu, juga beberapa petunjuk lain. Ia juga mengimbau masyarakat yang mengetahui korban sebelum tewas supaya melapor ke polisi. ”Kami tengah kerja keras,” ujarnya.
SUJATMIKO