TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang era perdagangan bebas, Presiden Joko Widodo meminta prajurit Tentara Nasional Indonesia mengawasi masuknya barang-barang ilegal dari luar negeri ke Indonesia. Menurut dia, perdagangan ilegal dapat merusak pasar dalam negeri.
"TNI harus mengawasi ini. Jangan sampai produk-produk dari luar masuk secara ilegal. Ini bisa menghancurkan produksi kita," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam rapat pimpinan perwira tinggi di Mabes TNI Cilangkap, Rabu, 17 Desember 2015. Jokowi menilai produk barang dan jasa secara legal saja bisa mengancam produk dalam negeri, apalagi produk secara ilegal. "Ini kesulitan kita."
Jokowi meminta semua prajurit TNI, dari jajaran paling bawah hingga yang tertinggi, dapat mencegah agar produk ilegal tidak masuk ke Indonesia. Presiden menegaskan Indonesia tidak perlu khawatir dengan era perdagangan bebas. Namun Indonesia perlu memiliki strategi untuk menjaga hubungan dagang dengan negara lain agar tetap otonom. "Jadi kecepatan, kelincahan negara dalam menghadapi perubahan dunia bisa dilakukan," ujarnya.
Presiden mengatakan TNI dan rakyat harus meyakini bahwa Indonesia bisa menang dalam era perdagangan bebas. Ia mengajak semua unsur masyarakat, pelaku usaha, juga TNI untuk berani melakukan transformasi dari konsumsi ke produksi. Jokowi mengatakan Indonesia tidak bisa lagi langsung menjual sumber daya mineral kita. "Kita harus menyiapkan bangsa kita sebagai basis produksi. Setidaknya, nilai tambah harus ada," tuturnya.
Rapat pimpinan perwira tinggi TNI dihadiri 182 perwira, dari kepala dinas, asisten staf angkatan, inspektorat, Sekolah Staf dan Komando TNI, serta pejabat dari Kementerian Pertahanan, Lembaga Ketahanan Nasional, dan juga Badan Keamanan Laut. Rapat dihadiri juga oleh Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Presiden didampingi oleh sejumlah menteri, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan; Menteri Luar Negeri Retno Marsudi; Menteri Pertanian Amran Sulaiman; dan Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki.
ANANDA TERESIA