TEMPO.CO, Bojonegoro - Dalam waktu sepuluh hari, dua orang tewas tersambar petir. Korban pertama bernama Sutaji, 30 tahun, warga Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Dia disambar petir ketika sedang mengambil jerami di sawah Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Ahad pekan lalu.
Sutaji ke sawah bersama dua temannya, Lukiman dan Mulyan. Sambaran petir itu menyebabkan beberapa bagian tubuh korban mengalami luka bakar, di antaranya dada dan sebagian perutnya. Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat Pumpungan, Kalitidu.
Namun, setelah diperiksa petugas medis, nyawa korban tak tertolong. Jenazah Sutaji kemudian diserahkan kepada keluarganya di Tuban, Minggu sore.
Adapun korban kedua adalah Srijiyati, 65 tahun, warga Desa Gayam, Kecamatan Gayam, Bojonegoro. Srijiyati tersambar petir saat sedang meniti pematang sawah tak jauh dari rumahnya, Senin kemarin, 14 Desember 2015. Dia tewas dengan luka bakar pada sekujur tubuh.
Korban, yang ke sawah bersama anaknya, Siswati, terlempar beberapa meter. Melihat ibunya tersambar halilintar, Siswati hanya bisa berteriak minta tolong. Saat kejadian, hujan sedang turun dengan lebat disertai bunyi petir bersahut-sahutan.
Kepala Kepolisian Sektor Gayam Ajun Komisaris Sudirman membenarkan bahwa Srijiyati tewas karena tersambar petir. Hal itu dikuatkan oleh pengakuan Siswati yang melihat langsung peristiwa mengerikan tersebut.
"Pada jenazah korban tidak ditemukan semacam luka bakar. Kami sudah menyerahkan jasad korban ke keluarganya,” ujar Sudirman, Selasa, 15 Desember 2015.
SUJATMIKO