TEMPO.CO, Makassar - Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan aksi koboi oknum perwira polisi, Ajun Komisaris KR, akan diproses hukum secara pidana dan kode etik/disiplin.
Saat ini KR sudah diamankan di Markas Polda Sulawesi Selatan dan Barat untuk menjalani pemeriksaan intensif. "Iya, pastilah diproses pelanggarannya. KR sudah ditahan," ucap Barung kepada Tempo, Minggu, 13 Desember 2015.
Barung enggan berkomentar lebih jauh ihwal penanganan pidana dan kode etik/disiplin KR. Musababnya, pemeriksaan terhadap anggota Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Sulawesi Selatan dan Barat itu masih berlangsung. Karena itu, Barung tak mau berbicara banyak terkait dengan ancaman hukuman terhadap KR.
KR menembak adiknya, Thalib, Kepala Sekolah Dasar Negeri Paladange, Pinrang, Sulawesi Selatan, karena bersengketa lahan warisan orangtuanya di Lappa-lappa'e, Kelurahan Tellu Panua, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Jumat, 12 Desember 2015. Insiden itu berawal saat KR memanggil saudaranya itu untuk membahas pembagian warisan berupa lahan peternakan. KR yang menghubungi adiknya itu marah-marah dan mencabut patok pagar lahan tersebut sembari menantang Thalib.
Tak berselang lama, saat Thalib tiba di lahan bersengketa itu, KR langsung melepaskan lima tembakan yang mengenai dua kaki korban. Dari hasil olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian, petugas Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Resor Pinrang mengamankan barang bukti berupa 4 selongsong peluru revolver, 1 butir peluru cets, dan 1 buah proyektil di area yang penuh ceceran darah.
Aksi koboi oknum polisi di Polda Sulawesi Selatan dan Barat sudah berulangkali terjadi. Di antaranya kasus Brigadir Arifin, anggota Polsek Manggala, yang menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata api jenis revolver miliknya pada 4 April lalu dan oknum aparat Polres Polman yang menembak Prada Juliadi hingga tewas di Sirkuit Permanen Sport Centre di Polman, 30 Agustus 2015.
Kasus lain adalah sejumlah orang, termasuk beberapa oknum polisi yang menenteng senjata api, yang mengamuk di Losari Beach Hotel, Makassar, pada 10 Oktober; Bripda Ricky Ricardo, anggota Polres Mamuju, yang tewas setelah menembak kepalanya sendiri pada 2 Desember; dan Brigadir Amri, anggota Polres Bone, yang mengamuk di Hotel Novena sembari membawa senjata api miliknya beberapa waktu lalu.
TRI YARI KURNIAWAN