TEMPO.CO, Jakarta - Sore menjelang. Kabut tebal memperpendek jarak pandang. Hawa pun semakin dingin.
Di atas atap Balai Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Eko Prasetyo dan Nizar berpacu dengan waktu dan kondisi cuaca saat memasang antena dan sirene, bagian dari perangkat radio pancar ulang alias RPU (repeater) pada Rabu, 9 Desember 2015. Sejumlah warga memandangi mereka dari bawah.
Eko merupakan aktivis Pencinta Alam Avos dan Nizar dari organisasi SAR Awangga, Malang, yang tergabung dalam tim sukarelawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.
Menurut Nizar, RPU yang mereka pasang merupakan bantuan dari BPBD Kabupaten Malang untuk Desa Ngadas, sebagai kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan meletusnya Gunung Bromo setelah statusnya ditingkatkan dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Bromo berstatus Waspada sejak awal Oktober 2015, kemudian berstatus Siaga sejak Jumat, 4 Desember 2015.
“Sirene ini buat peringatan bahaya. Bila Bromo meletus, misalnya, otomatis sirene dinyalakan, dan suaranya bisa terdengar dalam radius hingga 7 kilometer, tergantung pada posisi keberadaan pemancarnya,” kata Nizar kepada Tempo.
Ngadas merupakan desa paling ujung di timur Kabupaten Malang yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru--sebagai desa enclave--dan berbatasan langsung dengan Gunung Bromo. Gunung Bromo dan Ngadas terpaut jarak sekitar 6,5 kilometer.
Kepala Desa Ngadas Mujianto menyatakan, sangat bersyukur desanya dipasangi RPU karena akan makin memudahkan komunikasi dan koordinasi bencana. Sejauh ini aktivitas warga masih normal meski sejak Senin, 7 Desember, Gunung Bromo menyemburkan abu vulkanik tipis.
Bukan hanya Ngadas, fluktuasi kegiatan vulkanik gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut itu telah mengembuskan abu vulkanik ke desa tetangga, yakni Desa Ngadisari di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Di wilayah Kabupaten Malang, selain Ngadas, ada dua desa lagi yang berpotensi mendapat siraman debu vulkanik Bromo meski letaknya lebih jauh dari Bromo, yakni Desa Taji di Kecamatan Jabung--berjarak 12 kilometer di barat Gunung Bromo--dan Desa Duwet di Kecamatan Tumpang.
ABDI PURMONO