TEMPO.CO, Ngawi - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengantisipasi kerusakan logistik pemilihan kepala daerah akibat hujan dengan cara melapisi plastik pada kotak suara. "Selain itu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) kami minta menggunakan jasa pawang hujan agar selama pelaksanaan pilkada tidak turun hujan," kata Ketua KPU Ngawi Syamsul Wathoni, Senin, 7 Desember 2015.
Jasa pawang hujan, tuturnya, juga dibutuhkan saat pendistribusian logistik dari sekretariat Panitia Pemungutan Suara (PPS) ke tempat pemungutan suara (TPS), Selasa, 8 Desember 2015. "Tujuannya agar logistik bisa sampai di TPS sesuai jadwal, yaitu sehari sebelum pencoblosan," ucap Toni, sapaan Syamsul Wathoni, kepada Tempo.
Komisioner KPU Ngawi Divisi Keuangan dan Logistik Aman Ridho Hidayat menambahkan, pengiriman logistik dari PPK ke seluruh PPS dijadwalkan mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB. Jika hujan tetap turun, proses pengiriman akan dihentikan sementara waktu.
"Dengan catatan agar petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tetap berkoordinasi dengan kepolisian dan Panitia Pengawas Pemilu," ujarnya.
Penghentian distribusi logistik karena hujan, kata Ridho, bakal diberlakukan untuk enam TPS di daerah terpencil, yakni di Desa Pitu dan Cathel, Kecamatan Pitu; serta Desa Kenongorejo, Suruh, Dampit, dan Gandong, Kecamatan Bringin. Pengiriman logistik ke desa-desa tersebut hanya bisa menggunakan sepeda motor karena terkendala jalan sempit dan masuk kawasan hutan. "Distribusinya tetap dikawal aparat Linmas dan polisi yang sama-sama naik motor," kata Ridho.
Dalam pilkada serentak 9 Desember lusa, ujarnya, jumlah TPS yang dibutuhkan sebanyak 1.545 yang tersebar di 217 desa/kelurahan wilayah 19 kecamatan. Adapun pilkada Ngawi diikuti dua pasangan calon, yaitu Budi Sulistyono-Ony Anwar yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Hanura, Golkar, Demokrat, PKB, PKS, Nasdem, dan PAN serta Agus Bandono-Adi Susila yang berangkat dari jalur perseorangan.
NOFIKA DIAN NUGROHO