TEMPO.CO, SURABAYA - Sehari mendekam di bui, kondisi tersangka kecelakaan Lamborghini maut, Wiyang Lautner, 24 tahun, terpantau stabil. Warga perumahan Darma Husada Regency itu tak mengeluh sakit ataumengalami gangguan psikis.
“Kondisinya baik, tidur-tiduran di dalam. Dia tampak ikhlas dan siap menjalani proses hukuman,” ujar Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat (Kasubbag Humas) Polrestabes Surabaya AKP Lily Djafar kepada Tempo di Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Minggu, 6 Desember 2015.
Wiyang yang dibui sejak Sabtu, 5 Desember 2015, itu ditempatkan di ruang tahanan khusus kecelakaan lalu lintas. Ia satu sel dengan sesama tersangka sopir lainnya. “Bersama dia ada tiga sopir lain. Ada sopir truk, angkot, macam-macam,” ujar Lily.
SIMAK: Ancam Wartawan Lewat Iklan, Sopir Lamborghini Maut Dikecam
Memasuki hari kedua masa penahanan, orang tua Wiyang belum tampak menjenguk lagi. Sebab, Minggu bukan jam besuk bagi keluarga tahanan. Pada Sabtu lalu pun, ayah dan ibunya hanya mengunjungi sebentar saat ia baru dijebloskan ke penjara.
Sesuai dengan prosedur, selama 20 hari ia akan menjalani proses penyidikan. Jika selama 20 hari proses penyidikan belum mencukupi, pihaknya akan mengeluarkannya lagi untuk menjalani pemeriksanan. Untuk itu, kini Wiyang masih menunggu berkas perkara selesai untuk dilimpahkan ke kejaksaan. “Bila berkasnya telah lengkap, nanti akan diteliti oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).”
SIMAK: Cara Polisi Ungkap Kecepatan Lamborghini Penabrak Kios STMJ
Peristiwa kecelakaan maut itu terjadi di Jalan Manyar Kertoarjo, Minggu, 29 November 2015, pukul 05.20. Sejumlah saksi menyatakan mobil Lamborghini Gallardo dengan nomor polisi B 2258 WM yang dikemudikan oleh tersangka Wiyang Lautner (24) melakukan balap liar dengan mobil Ferrari warna merah milik Bambang dengan nomor polisi B 8866 VV.
Namun saat melintas di Jalan Manyar Kertoarjo, Wiyang tampak tak bisa mengendalikan mobilnya. Mobil tersebut oleng ke arah kiri dan menabrak sebuah gerobak susu, telur, madu, dan jahe (STMJ) milik Mujianto (44), warga jalan Pakis. Akibatnya, Kuswanto (51) meninggal dunia.
ARTIKA RACHMI FARMITA