TEMPO.CO, Surabaya - Sebuah rumah mewah berlantai dua di Perumahan Dharmahusada Regency Nomor 270, Surabaya, terlihat sepi. Gorden jendela menutupi kaca-kaca pintu rumah yang didominasi warta putih itu. Di tengah halaman rumah tersebut satu unit pikap Isuzu Panther warna hitam terparkir di dekat pintu pagar.
Dharmahusada Regency dikenal sebagai salah satu perumahan elite di Surabaya timur. Di situlah WL, 24 tahun, pengemudi mobil mewah Lamborghini yang menabrak warung penjual minuman susu, telor, madu, dan jahe hingga menyebabkan satu orang tewas itu tinggal. Untuk masuk ke dalam area perumahan itu, Tempo harus melewati satu pos penjagaan.
"Rumahnya nomor 270, tapi sedang kosong. Lapor dulu ke kantor perumahan yang ada di sana," kata seorang petugas keamanan perumahan, Senin, 30 November 2015.
Menurut satpam itu, selama ini WL tinggal di rumah tersebut bersama kedua orang tuanya. Namun sejak WL berurusan dengan polisi, rumah itu sering kosong. "Mungkin sedang mengurus kecelakaan itu," ujar satpam yang tidak tahu pekerjaan WL dan orang tuanya.
Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Adhika Ginanjar Widhisana mengatakan surat-surat yang dimiliki WL lengkap, termasuk surat izin mengemudi maupun surat tanda nomor kendaraan. Namun saat mengalami kecelakaan WL tidak membawa STNK. "Hanya membawa SIM saja," ujar Adhika.
Sebelumnya, Lamborghini Gallardo B-2258-WM yang dikemudikan WL menabrak warung STMJ di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, pada Minggu, 29 November 2015, pukul 05.20 WIB. Mobil mewah itu awalnya melaju kencang dari arah timur menuju barat.
Namun, ketika akan mengambil lajur kiri, ban mobil mewah itu seakan tersangkut dan terkunci sehingga pengemudi tidak bisa melakukan apa-apa dan akhirnya menabrak warung STMJ.
Akibatnya, Kuswanto, 51 tahun, warga Kaliasin III, Surabaya, meninggal dalam kecelakaan tersebut. Bahkan istri Kuswanto, Srikanti, 41 tahun, mengalami patah tulang di kaki kanannya. Selain itu, penjual STMJ bernama Mujianto, 44 tahun, juga mengalami patah tulang di kaki kanannya hingga retak.
EDWIN FAJERIAL