Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Puluhan Balita Meninggal di Papua, Ini Hasil Investigasinya

Editor

Suseno TNR

image-gnews
TEMPO/ Machfoed Gembong
TEMPO/ Machfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh menuturkan berdasarkan laporan tim investigasi yang dikirim Papua, dipastikan kematian bayi di Kabupaten Nduga memang benar terjadi. Namun tim tidak berhasil memperoleh data pasti.

Subuh mengatakan saat tim mendatangi puskesmas di tempat itu, tidak ada data kematian bayi yang dicatat. Bahkan puskesmas di sana nyaris tidak berfungsi. Tiga tenaga kesehatan yang bertugas di tempat itu, lebih sering berada di Wamena.

Tim akhirnya mendatangi gereja untuk bertemu pendeta guna mencari data kematian bayi. Sayangnya pendeta juga tidak memiliki catatan. Pendeta menghitung berdasarkan ingatan. "Setelah dikonfirmasi ke keluarga, ternyata balita tersebut meninggal dari tahun lalu," kata Subuh dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Ahad, 29 November 2015.

Meski begitu, kata Subuh, ada temuan penting yang diperoleh tim setelah mewawancarai sejumlah penduduk. Temuan itu adalah tentang kemungkinan masyarakat tidak memahami kondisi anak yang diserang penyakit. “Kematian balita merupakan hal yang biasa buat penduduk, disebut sakit kalau sudah benar-benar tidak berdaya,” ujar Subuh.

Fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah di tempat itu, nyaris tidak pernah dikunjungi penduduk. Bahkan yang mengejutkan, masyarakat setempat membiarkan begitu saja balita yang diserang penyakit. "Tidak ada upaya mengobati dengan obat maupun ramuan obat tradisional," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua balita, kata Subuh, penyakit yang diderita balita umumnya memiliki gejala yang mirip. Di antaranya batuk, sesak, demam, dan ada yang disertai diare. Bahkan tidak sampai satu tahun, ujar Subuh, ada orang tua yang kehilangan dua anak berturut-turut. Sebagai langkah lanjutan, Subuh mengatakan tim akan kembali turun ke lokasi untuk menginvestigasi secara komprehensif bekerja sama dengan TNI menggunakan helikopter.

DANANG FIRMANTO

Baca juga:
Kasus Novanto: Mahkamah Rapat Hari Ini, Masih Ada Bola Liar?
Ah, Rahasia Awet Muda Sandra Dewi di Tangan Si Berondong Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

2 jam lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

10 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

27 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

28 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

46 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.


174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

28 Januari 2024

Warga Palestina yang melarikan diri dari Khan Younis menuju Rafah, akibat operasi darat Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas di selatan Jalur Gaza, 25 Januari 2024. Setidaknya 50 warga Palestina tewas di Khan Younis dalam 24 jam terakhir. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
174 Warga Gaza Tewas dalam 24 Jam

Laporan Kementerian Kesehatan Palestina wilayah Gaza menyebut ada 174 warga Gaza yang gugur dalam serangan Israel yang masih berlanjut


Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

16 Januari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Produk Alat Kesehatan Harus Punya Izin Edar agar Terjamin Aman

Pastikan produk-produk terkait kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang dibeli memiliki izin edar agar terjamin aman, bermutu, bermanfaat.


PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

15 Januari 2024

Ilustrasi garam. Shutterstock
PB PERNEFRI: Kelebihan Garam Picu Penyakit Ginjal Kronis

Kelebihan garam bisa memicu berbagai masalah kesehatan, hingga merambat kepada penyakit ginjal kronis.


Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

11 Januari 2024

Ilustrasi ganja.  REUTERS/Blair Gable
Setahun setelah Legalisasi, Thailand Berencana Larang Penggunaan Ganja untuk Rekreasi

Thailand sedang menampung opini publik untuk RUU terbaru yang akan melarang penggunaan ganja rekreasional.