TEMPO.CO, Makassar - Pemuda bernama Musawwir, 24 tahun, mengaku sebagai anggota Badan Intelijen Negara saat terjaring razia yang digelar Kepolisian Resor Enrekang, Sulawesi Selatan. Namun, saat dimintai kartu identitasnya, Musawwir tidak bisa menunjukkan.
"Sekarang masih kami periksa," ucap juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, Minggu, 29 November 2015.
Frans mengatakan Musawwir tercatat sebagai warga Desa Besseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Sabtu lalu, dia mengendarai sepeda motor ke Enrekang. Saat bersamaan, kepolisian sedang menggelar razia. Polisi menghentikan Musawwir untuk memeriksa dokumen kendaraan. Bukannya menunjukkan surat-surat, dia malah melotot dan mengaku sebagai anggota BIN.
"Dia mengaku anggota BIN untuk menghindari pemeriksaan saja," ujar Frans.
Saat diperiksa polisi, Musawwir menyebut telah tiga bulan menjadi anggota BIN. Dia sudah membayar uang administrasi sebesar Rp 5 juta kepada kerabatnya, Mulyadi, yang menjadi petugas rekrutmen. Musawwir dijanjikan mendapat gaji Rp 5 juta per bulan oleh Mulyadi. "Kami masih periksa, apakah ada tindakannya yang melawan hukum," tutur Frans.
Polisi menahan sepeda motor Musawwir karena tidak dilengkapi surat-surat.
TRI YARI KURNIAWAN