TEMPO.CO, Bandung - Pembantu Bendahara Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Ade Arif Suharto, 48 tahun, ditemukan tewas di toilet Kantor Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) Bandung, jalan Ambon Kota Bandung, Senin, 23 November 2015. Berdasarkan keterangan Polisi hasil oleh tempat kejadian perkara, korban tewas diduga akibat gantung diri.
Menurut keterangan saksi bernama Yoyon Taryanto, 39 tahun, korban ditemukan sekitar pukul 13.00. Saat itu, Yoyon yang bekerja di kantor Pelti, mendapat laporan dari temannya yang mencium bau busuk dari arah toilet. Setelah dicek dengan membuka pintu toilet tempat jenazah korban berada ia mencium bau busuk yang sangat menyengat. "Pas saya coba buka pintu seperti ada yang menahan. Saya langsung lapor ke polisi," ujar dia di lokasi kejadian, Senin, 23 November 2015.
Ia mengatakan, korban merupakan pegawai di Dinas Badan Kepegawaian Daerah Jabar. Lokasi kantor korban dengan kantor Pelti hanya berjarak sepelemparan batu saja. Yoyon mengatakan, ia sering berkunjung ke kantor Pelti untuk sekedar minum kopi dan menumpang ke toliet atau musala. "Saya sering lihat dia (korban) ngopi di depan," ujar dia.
Saat ditemukan terbujur kaku di dalam toilet berukuran kurang lebih 1X2 meter, korban dalam posisi terbaring dengan dua kaki terlipat ke belakang. Selain itu, di leher korban terdapat lilitan tali rafia. Saat itu, korban tengah menggunakan kemeja batik berwarna hijau muda dan celana katun warna hitam. Di dalam toliet, terdapat ember dalam posisi terbalik dan sebuah gayung yang tergeletak di dalam wc.
Yoyon mengatakan, toliet tempat ditemukannya jenazah Ade sudah lama tidak digunakan karena rusak. "Toilet itu sudah rusak. Jarang ada yang pakai," ujar dia. Lokasi toilet berada paling belakang kantor Pelti, dan dekat dengan lapangan tenis outdoor.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Bandung Wetan Komisaris Polisi Indra Budi, membenarkan korban tersebut merupakan bendahara Badan Kepegawaian Daerah Jawa Barat. Menurutnya, hingga saat ini kematian korban diduga akibat bunuh diri. "Diduga akibat gantung diri menggunakan tali rafia yang disangkutkan ke gantungan handuk atau pakaian," ujar Indra kepada wartawan.
Ia pun mengatakan, di sekujur badan korban tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun, untuk motif korban melakukan gantung diri, ia belum memastikan. "Motif masih dalam pemeriksaan," kata dia.
Sebelum ditemukan tewas, Ade dikabarkan hilang sejak hari Jumat, 20 November 2015. Hilangnya Ade tersebut sempat dilaporkan oleh keluarganya ke Kepolisian Resor Kota Besar Bandung.
Rizy Advista, 25 tahun, salah satu anak korban mengatakan, pihaknya terakhir bertemu dengan korban pada Jumat, 20 November 2015, sekira pukul 15.00 di lingkungan tempat korban bekerja. "Jadi Jumat kemarin saya ketemu bapak di lingkungan kantor jam 3 sore. Setelah itu saya pulang, tapi malemnya bapak enggak pulang-pulang sampai ketemu sekarang sudah meninggal," kata dia kepada waratwan di lokasi ditemukannya korban.
Menurut Rizy, pihak keluarga tidak memiliki firasat apapun jika akan kehilangan korban. Bahkan, korban tidak pernah menceritakan masalahnya kepada keluarga. Namun, sebelum hilang korban pernah mengeluhkan sakit kepada keluarga.
"Bapak cuma pernah bilang sakit dada saja. Tapi karena sibuk bapak belum sempat periksa ke dokter. Kalau masalah keluarga atau kerjaan enggak pernah," katanya.
Rizy mengatakan, pihaknya juga mengaku kaget jika Ayahnya yang selama ini dicarinya telah tewas dengan cara tidak wajar. Pasalnya, lima belas menit sebelum mendapat kabar kematiannya, Rizy sempat melaporkan kehilangan ayahnya ke Polrestabes Bandung dan Polsek Bandung Wetan.
"Tadi pas saya mau pulang pisan habis laporan, dapat kabar kalau bapak udah ditemukan. Tapi saya kaget, bapak ditemukan dalam keadaan meninggal," katanya.
IQBAL T. LAZUARDI S.