TEMPO.CO, Banjarmasin - Seribu personel TNI dari Kostrad Divisi II Malang yang diperbantukan dalam penanggulangan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan dan Tengah, resmi ditarik kembali ke markas. Kostrad Divisi II sebelumnya menerjunkan sedikitnya 2.000 personel untuk membantu upaya pemadaman titik api.
“Sebanyak 1.000 personel yang pulang hari ini merupakan pasukan gelombang kedua. Yang (gelombang) pertama sudah ditarik, sebanyak 1.000 personel juga,” kata Asisten Teritorial Kostrad II Malang, Kolonel Heri Susanto, usai melepas pemulangan pasukan di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Ahad 22 November 2015.
Dia menjelaskan, pasukan Kostrad gelombang kedua tiba di Banjarmasin pada 24 Oktober 2015 lalu. Mereka hanya bertugas memadamkan titik api dan evakuasi korban. Adapun 1.000 personel Kostrad gelombang pertama bertugas memadamkan titik api, membuat embung, dan sekat kanal di Kalimantan Selatan dan Tengah.
Penarikan pasukan dengan pertimbangan hujan yang sudah rajin mengguyur dua wilayah itu. Sebaran titik api sudah jauh berkurang dan kabut asap mulai menipis. “Dengan berkurangnya titik api, pasukan yang banyak tidak maksimal digunakan," kata Heri sambil menambahkan, "Sekarang kami serahkan ke pasukan wilayah, meski status darurat asap diperpanjang hingga 15 Desember.”
Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan, Tarmizi Abdul Karim, sebelumnya memang menyatakan kalau status siaga darurat kebakaran lahan diperpanjang hingga 15 Desember. Langkah ini menyusul data BMKG yang merilis bahwa musim kemarau dengan intensitas hujan ringan berlangsung hingga akhir November 2015 di Kalimantan Selatan. Adapun intensitas hujan tinggi terjadi pada pertengahan hingga akhir Desember 2015.
Berdasarkan data BMKG Ahad pagi, 22 November 2015, Satelit Terra Aqua masih menangkap empat titik panas di Kalimantan Selatan. Titik panas tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak empat titik dan Kabupaten Banjar satu titik panas.
DIANANTA P. SUMEDI