TEMPO.CO, Bandung - Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengatakan organisasinya mengecam keras aksi terorisme yang mengatasanamakan Islam terutama aksi pengeboman di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu.
"Seluruh bentuk radikalisme, terorisme, seluruh bentuk penggunaan kekerasan kita menolak itu. Maka kita ingin mengajak semua pihak menghadirkan Islam yang rahmatan lil alamin," kata Khofifah seusai Pelantikan Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Jawa Barat Periode 2015-2020 di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu, 21 November 2015.
Lebih lanjut Khofifah menambahkan, pada hakikatnya Islam hadir sebagai agama yang menebarkan kasih dan kedamaian.
"Kalau ada ideologi transnasional terutama yang mengaku bertanggung jawab dari berbagai kasus-kasus terorisme, saya ingin menyampaikan bahwa tidak ada urusan radikalisme dan terorisme dengan Islam," tuturnya.
Sebagai bentuk pencegahan terhadap paham-paham radikalisme yang mengatasnamakan Islam, Khofifah meminta para anggota Muslimat NU yang sebagian besar adalah ustadzah, mubalig, pengurus pesantren, dan guru, agar menyelipkan pesan-pesan perdamaian sesuai dengan ajaran di dalam kitab Al-Quran.
"Tidak benar kalau mengatasnamakan agama Islam kemudian membunuh dan merusak, itu yang ingin saya kuatkan dalam pesan-pesan dakwah mereka," ujarnya.
Khofifah berharap, dengan misi menyampaikan pesan damai dalam dakwah para anggota Muslimat NU, wajah Islam yang saat ini terkenal di dunia internasional karena aksi terorisme bisa pudar dan kembali sebagai agama yang membawa kasih dan damai.
"Maka sekarang kita bangun kembali bagaimana menghadirkan Islam rahmatan lil alamin," ucapnya.
PUTRA PRIMA PERDANA