TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti melaporkan hasil perkembangan operasi camar maleo kepada Presiden Joko Widodo. Operasi Camar Maleo ini untuk mengejar kelompok teroris wilayah Indonesia Timuri yang dipimpin Santoso.
Menurut Badrodin, saat ini posisi kelompok santos sudah terdekteksi. "Posisinya sudah terdeteksi tapi belum bisa dilakukan penindakan," kata Badrodin saat ditemui di komplek Istana Presiden, Jumat, 20 November 2015.
Badrodin mengatakan operasi Camar Maleo 3 akan diperpanjang hingga 9 Januari tahun depan. Dengan demikian, kata Badrodin, masih ada waktu untuk lakukan pengejaran kelompok Santoso. Operasi Camar Maleo 3 merupakan kelanjutan operasi camar maleo 2 yang telah berakhir Agustus lalu.
"Kemarin kita ke sana evaluasi terhadap langkah-langkah yang dilakukan selama ini, termasuk floating anggota unsur-unsur TNI-Polri sehingga kita berikan evaluasi, sehingga bisa ditata kembali agar diberdayakan melakukan pengejaran lebih efektif," kata Badrodin.
Sebelumnya, Mabes Polri telah mengerahkan sekitar 1.000 personel polisi ke wilayah Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, dengan dibantu sebanyak 100 pasukan elit TNI dari Mabes TNI untuk melakukan Operasi Camar Maleo III 2015.
Pasukan ini dikirim lantaran adanya dugaan keberadaan Santoso di wilayah hutan Poso, Sulawesi Tengah khususnya Poso Pesisir Bersaudara, dan Lore karena ditemukannya jejak-jejak kelompok Santoso cs, seperti bekas kamp, dan bom.
ALI HIDAYAT
BERITA MENARIK
Dicurigai, Wanita Muslim Ini Sampai Diturunkan dari Pesawat
Di Bandung, Tersangka Teroris Paris Jual Mobil: Untuk Apa?