TEMPO.CO, Watampone - Seorang petugas kebersihan Kabupaten Bone, Samsu, 60, tega menggauli anak tirinya berinisial SA, 17, yang masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Watampone. Di ruang penyidik, pelaku tampak menangis terus saat dimintai keterangannya, Rabu, 18 November 2015.
Pelaku, yang sehari-harinya mengawasi tempat pembuangan sampah (TPS) di Kecamatan Passippo, Kabupaten Bone, diciduk di tempat persembunyiannya di Jalan Besse Kajuara, Kecamatan Tanete, Riattang. Polisi yang mengorek keterangan tak bisa berbuat banyak lantaran pelaku terus menangis dan tertunduk.
Samsu mengatakan dia khilaf dan tidak sadarkan diri saat melihat tubuh molek anak tirinya itu. Meski demikian, Samsu enggan memberikan keterangan lebih jauh. "Silakan tanya anak saya, dia tahu hidup saya," ujar Samsu kepada Tempo, Kamis, 19 November 2015.
Di ruang penyidik, anak kandung pelaku, yang masih duduk dibangku kelas 1 SMP, hanya tampak menangis dan mengatakan kalau tidak mengetahui bapaknya menggauli kakak tirinya yang masih pelajar di SMK.
"Saya tidak tahu, bapak saya tidak bersalah," ujarnya sambil menangis berpelukan dengan pelaku.
Kasat Reskrim Polres Bone Ajun Komisaris Andi Asdar mengatakan pelaku ditahan karena diduga memperkosa anak tirinya. Untuk menguatkan keterangan, korban sedang divisum. Polisi juga meminta keterangan saksi.
"Sementara ada dugaan. Kita juga butuhkan pemeriksaan anak dan ibunya untuk berita acara pemeriksaan," ujar Andi Asdar.
Ibu Korban, yang berinisial AA, mengatakan suaminya yang dinikahi itu kerap meneror dan mengancam akan membunuhnya lantaran takut perbuatannya dilaporkan. Ia, yang sehari hari bekerja sebagai tukang cuci pakaian, mencarikan nafkah untuk keluarganya, tapi dikhianati.
"Terpaksa saya lari dari rumah, bersembunyi. Saya sudah laporkan ke polisi beberapa hari lalu," ujarnya.
ANDI ILHAM