TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya akan mengontrol secara terus-menerus potensi titik api di Riau untuk mengantisipasi datangnya musim kemarau Februari mendatang. “Saya lagi mikir apa kami perlu membeli pesawat helikopter untuk kontrolnya,” kata dia di Jakarta, Selasa, 17 November 2015.
Gagasan tersebut, kata Siti, masih dalam rencana karena melihat kondisi luas kesatuan hidrologis lahan gambut yang mencapai 20 juta hektare di Sumatera dan Kalimantan. Ia menilai kalau hanya dimonitor melalui darat, tidak bisa terjangkau. Tidak ada titik api di permukaan, kata dia, belum tentu tidak ada di bawah permukaan lahan gambut.
Manggala Agni atau brigade pengendalian kebakaran hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ujar Siti, akan semakin diperbaiki. Selain itu akan dilakukan patroli berkelanjutan di daerah yang akan memasuki musim kemarau seperti Riau. “Pastinya hotspot dimonitor terus, kalau ada api kecil segera dimatikan,” ujar dia.
Peran masyarakat, menurut Siti, sangat penting karena berada di lokasi dan mengetahui kondisi secara langsung lahan gambut baik di Sumatera maupun Kalimantan. Ia mengimbau bahwa pengawasan harus dilakukan bersama-sama dengan masyarakat. Selain itu, pihak swasta juga wajib melakukan pengawasan terhadap potensi titik api yang muncul saat musim kemarau.
“Soal hukum jalan terus, tapi swasta juga punya tanggung jawab. Jadi sikap swasta tidak boleh separo-separo dengan lingkungan,” ujar Siti.
DANANG FIRMANTO