TEMPO.CO, Bangkalan - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan melarang Dinas Pendidikan, termasuk guru-guru, berwisata ke luar negeri. Keputusan ini diambil setelah anggota komisi melakukan hearing dengan Sekretaris Dinas Pendidikan Bambang Budi Mustika terkait dengan acara nglencer berjamaah dengan sejumlah kepala UPT Pendidikan ke Singapura pada Kamis lalu.
"Jalan-jalan ke luar negeri, image-nya wah sehingga muncul penilaian negatif di masyarakat," kata Ketua Komisi B Hosyan Muhammad, Selasa, 17 November 2015.
Menurut Hosyan, dari hearing dengan Dinas Pendidikan itu disimpulkan bahwa acara nglencer ke Singapura yang dilakukan Sekertaris Dinas Pendidikan dan sejumlah kepala UPT tidak melanggar aturan. "Cuma kalau bisa jangan berjamaah," ujar dia.
Anggota Komisi B Holifi menambahkan, sebagai aparat pemerintah, kegiatan refreshing sebaiknya dilakukan di tempat wisata yang ada di Indonesia. Hal itu sekaligus sebagai dukungan karena saat ini pemerintah tengah gencar mempromosikan keindahan destinasi di seluruh Indonesia. "Wisata di Indonesia tidak kalah indah dengan luar negeri," ucap dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Bambang Budi Mustika mengakui dirinya dan sejumlah kepala UPT jalan-jalan ke luar negeri untuk refreshing. Namun, kata dia, perjalanan itu tidak memakai uang dinas, melainkan memakai uang pribadi. "Lagian, kami cuma izin satu hari, berangkat Kamis, Jumat pulang, Sabtu dan Minggu libur," tutur dia.
Kenapa ke Singapura? Menurut Bambang, kebanyakan kepala UPT sebelumnya sudah pernah pergi ke Jakarta, Jogjakarta, bahkan Lombok. Karenanya, kata dia, dalam sebuah rapat yang tidak dihadirinya, diputuskan untuk ke Singapura. Selain ke Singapura, wisata alternatif yang rencananya akan dikunjungi adalah Raja Ampat.
Namun, Menurut Bambang, setelah dihitung-hitung, biaya ke Singapura Rp 3 juta jauh lebih murah dibanding ke Raja Ampat yang mencapai belasan juta rupiah. "Tiap bulan ada 20 sampai 30 pegawai yang izin umroh, kenapa tidak ditulis oleh media? Padahal selain ibadah, umroh juga berwisata, kenapa hanya kami yang disoal?" tutur dia.
Bambang menambahkan, selain berwisata, tujuan ke Singapura sekaligus untuk menambah wawasan tentang pendidikan di Singapura dengan segala kemajuannya. "Menulis berita itu yang lengkap, telusuri kebenarannya seperti apa, baru tulis, agar tidak ada pihak yang dirugikan," kata dia.
MUSTHOFA BISRI