TEMPO.CO, Jakarta - Tiga ketua umum partai pendukung pemerintah, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), dan Partai Amanat Nasional (PAN) bertemu pada Selasa malam, 17 November 2015.
“Ini berangkat dari pertemuan Presiden Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat, kami ingin segera meneguhkan dukungan PAN kepada pemerintah," kata Ketua Umum Partai Hanura Jenderal (Purn) Wiranto di lokasi pertemuan, kediaman mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Pertemuan yang dipimpin Mega selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga dihadiri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Ketiganya membahas bergabungnya PAN dalam koalisi partai pendukung pemerintah.
Dengan bergabungnya PAN menjadi partai pendukung pemerintah, maka Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pun berubah nama. Partai koalisi pendukung pemerintah memiliki nama baru yakni Kerja Sama Partai Politik Pendukung Pemerintah (KP3).
Menurut Wiranto, penggabungan partai pendukung dan perubahan nama tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. "Kami berpikir bahwa Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat hanya berlangsung selama pemilu," katanya.
"Ibu Mega sebagai koordinator KIH menganggap istilah KIH harus diganti dengan KP3, Kerja Sama Partai Politik Pendukung Pemerintah. PAN atas keikhlasan dan kepedulian menyatakan untuk bergabung dengan pemerintah," katanya.
Menurut Wiranto, pertemuan tersebut juga untuk mengakhiri polemik terkait dengan PAN yang dianggap keluar dari KMP untuk masuk dalam KIH. "Ini sudah tidak relevan. Kami sampaikan di sini, PAN masuk dalam KP3 yang isinya KIH yang telah berganti nama," ujar Wiranto.
ARKHELAUS WISNU