TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengaku telah melakukan operasi besar-besaran untuk menyisir kelompok yang dicurigai sebagai jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Sudah dilakukan operasi sejak Senin, 12 Oktober lalu,” kata Badrodin kepada Tempo, Senin, 16 November 2015.
Badrodin mengaku curiga jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terlibat dengan ISIS. Bahkan pihaknya juga menduga organisasi tersebut mendapat kucuran dana dari ISIS. Karena itu, dia melakukan penyisiran di kawasan Poso, basis jaringan MIT.
MIT sendiri, ucap Badrodin, adalah kelompok yang dipimpin Santoso. Mereka berpusat di kawasan Poso. Menurut dia, pihaknya curiga kelompok Santoso memiliki hubungan dengan jaringan ISIS sejak pertengahan tahun.
“Kami punya data orang-orang yang terkait dengan terorisme di Indonesia,” ucapnya. Dari data dan informasi yang ia peroleh, jaringan teroris di Indonesia dipimpin Santoso. Saat ini statusnya masuk target orang yang paling dicari. “Memang Santoso, makanya kita lakukan operasi sekarang.”
Sejak pertengahan Oktober lalu, pihaknya telah menginstruksikan jajarannya agar menyisir kawasan pegunungan Poso. Polri juga dibantu TNI dalam melakukan operasi penangkapan teroris itu.
Sayangnya, ia enggan membeberkan seberapa kuat kelompok Santoso. Menurut dia, mereka berada di dalam hutan dan sulit dideteksi. “Kami masih terus melakukan operasi,” tuturnya.
Sebelumnya, Jenderal Badrodin juga menginstruksikan jajarannya agar meningkatkan penanganan di sejumlah obyek vital sesaat pasca-tragedi teror di Paris, Prancis. Dia mengimbau agar pengamanan di pusat perbelanjaan, sekolah, dan kedutaan besar semakin diperketat.
AVIT HIDAYAT