TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia menyatakan hingga Ahad, 15 November 2015, belum ada warga Indonesia yang dilaporkan menjadi korban teror di Paris, Prancis. Namun demikian KBRI tetap mengecek seluruh rumah sakit yang menampung korban serangan teror tersebut. "Pemerintah Prancis belum memberikan keterangan resmi karena itu kami langsung cek ke rumah sakit," kata Wakil Duta Besar RI Asharyadi.
Menurut Asharyadi, selain memeriksa rumah sakit, KBRI juga aktif menjalin komunikasi dengan masyarakat Indonesia di Prancis. “Yang kami tanyakan antara lain, ada enggak orang kita yang ikut menonton konser musik di gedung Bataclan? Untungnya tidak ada," kata dia.
Sedangkan di Stade de France banyak orang Indonesia yang menonton pertandingan persahabatan antara tim nasional Prancis dan Jerman. Sejauh ini Asharyadi memastikan warga Indonesia yang menonton pertandingan itu tidak ada yang menjadi korban. "Di sini kejadian terornya ada di luar stadion," katanya.
Serangan teroris melanda Paris, Jumat lalu. Di gedung Bataclan yang tengah menggelar konser musik, menjadi sasaran teror. Sejumlah orang tak dikenal memberondong penonton dengan senjata api laras panjang. Sementara di beberapa tempat lain terdengar ledakan bom. Hingga saat ini dilaporkan 129 orang tewas dan 352 lagi luka-luka.
Berdasarkan catatan KBRI, ada sekitar 1.700 warga Indonesia yang saat ini berada di Prancis. Dari jumlah itu sekitar seribuan tinggal di Prancis, 300-an di antaranya mahasiswa. Selain itu, ada sekitar 500 warga negara Indonesia yang menikah dengan warga setempat.
Meski tidak ada korban, KBRI Paris mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan agar warga Indonesia selalu waspada dan menghindari tempat-tempat keramaian. Selain KBRI Paris, sejumlah KBRI di Eropa, seperti KBRI Berlin; KBRI Den Haag, Belanda; dan KBRI Praha, Ceko, juga mengeluarkan imbauan serupa.
NATALIA SANTI