Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masinton: Gus Dur Layak Pahlawan, Soeharto Tunggu Dulu  

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Sejumlah tokoh agama melakukan doa bersama lintas agama di Gereja Katolik Tanah Mas, Semarang, Kamis(31/12). Mereka mendoakan Gus Dur yang diangap sebagai Bapak Bangsa Indonesia. TEMPO/Budi Purwanto
Sejumlah tokoh agama melakukan doa bersama lintas agama di Gereja Katolik Tanah Mas, Semarang, Kamis(31/12). Mereka mendoakan Gus Dur yang diangap sebagai Bapak Bangsa Indonesia. TEMPO/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta -Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Masinton Pasaribu, mengatakan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur layak diberi gelar pahlawan nasional, Rabu, 11 November 2015. Menurut Masinton, gelar pahlawan layak diberikan bagi mereka yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk bangsa dan negara, termasuk Gus Dur.

"Gus Dur konsisten dari sejak masa muda mengabdikan dirinya untuk perjuangan demokrasi di Indonesia, lalu penegakan hak asasi manusia, dan juga memperjuangkan tegaknya kebinekaan dan pluralisme," kata Masinton, Selasa, 10 November 2015.

SIMAK: Ketua MPR: Soeharto dan Gus Dur, Pantas Jadi Pahlawan Nasional

Lantas bagaimana dengan Soeharto? Menurut Masinton, masih kontroversial menjadikan Soeharto sebagai pahlawan. Masinton menyebutkan, dari proses menunjukkan Soeharto menjadi kepala negara berlatar belakang polemik peristiwa G30S 1965. Peristiwa 1965 itu membawa serangkaian tragedi pembunuhan 1967. Pada masa itu, terjadi pelanggaran hak asasi manusia serta pembunuhan massal di berbagai daerah, yang sampai sekarang sejarah itu belum terkuak kebenarannya.

Menurut Masinton, periode kepemimpinan Soeharto dari 1965 sampai dengan 1998 tidak hanya diwarnai dengan pelanggaran HAM. Masa Orde Baru itu juga penuh dengan praktek KKN, yang diduga melibatkan Soeharto dan keluarganya terkait dengan Yayasan Supersemar.

Pada Agustus lalu, terdapat putusan atas peninjauan kembali (PK) dari Mahkamah Konstitusi tentang penyitaan aset dari Yayasan Supersemar yang dikelola keluarga Soeharto senilai Rp 4,4 triliun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

SIMAK:  Pesan Jokowi di Hari Pahlawan: Perubahan Bukan Hanya di Jawa  

"Nah, dari satu kasus aja belum dieksekusi. Lalu, apakah dengan pelurusan sejarah yang belum dilakukan? Lalu persoalan korupsi yang belum diusut," ujar anggota Komisi Hukum DPR ini.

Menurut Masinton, sangat jauh membandingkan kelayakan Gus Dur dan Soeharto untuk diberi gelar pahlawan. Karena dalam konteks sejarah Soeharto, masih banyak hal-hal yang perlu diklarifikasi. "Jadi kalau menyandingkan Gus Dur sama Soeharto itu sangat contrasting. Yang satu memperjuangkan demokrasi, yang satu menolak demokrasi. Yang satu memperjuangkan kemanusiaan, yang satu tidak. Jadi terhadap Gus Dur, kita mengapresiasi agar negara memberikan gelar pahlawan nasional. Kalau Soeharto, nanti dulu" ujar Masinton.

DESTRIANITA K.

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

7 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

20 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Lafran Pane. wikipedia.com
Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.


Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

1 Desember 2023

Film Lafran. Facebook
Siapa Lafran Pane yang Kisah Hidupnya Ditampilkan dalam Film Lafran?

Film Lafran dibintangi Dimas Anggara sebagai Lafran Pane akan tayang pada Februari 2024. Siapa dia, apa hubungannya dengan HMI?


Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

16 November 2023

Ilustrasi mata uang dollar Amerika Serikat. TEMPO/Imam Sukamto
Kisah Devaluasi Rupiah: 45 Tahun Lalu Merosot dari Rp 415,00 menjadi Rp 625,00 per Dolar Amerika

Keputusan devaluasi itu berdampak yang luas terhadap kondisi ekonomi negara dan memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dan pelaku ekonomi.


Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

13 November 2023

Suasana Jalan Layang Prof Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 1 Maret 2022. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Profil Prof Mochtar Kusumaatmadja, Belum Juga Ditetapkan Jokowi sebagai Pahlawan Nasional

Prof Mochtar Kusumaatmadja beberapa tahun terakhir diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya sangat besar sebagai konseptor Deklarasi Djuanda.


47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

13 November 2023

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat pemberian gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Salah satu di antaranya adalah kakek dari Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan. TEMPO/Subekti.
47 Pahlawan Nasional Ditetapkan Jokowi Sejak 2014, Termasuk Kakek Anies Baswedan hingga Ratu Kalinyamat

Siapa saja pahlawan nasional yang ditetapkan pemerintah Jokowi sejak 2014? Berikut daftar 47 tokoh pahlawan nasional, termasuk kakek Anies Baswedan.


Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

12 November 2023

Ida Dewa Agung Jambe merupakan Raja Klungkung kedua. Ia gugur saat melawan Belanda dalam perang puputan pada 28 April 1908. Peristiwa itu dikenang sebagai Hari Puputan Klungkung dan Hari Ulang Tahun Kota Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung.  Foto: Istimewa
Pahlawan Nasional Ida Dewa Agung Jambe, Teladan Raja Klungkung Kobarkan Perang Puputan 1908

Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe dari Bali dianugerahi gelar pahlawan nasional. Tak mau tunduk Belanda, ia kobarkan perang Puputan Klungkung 1908.