TEMPO.CO, Madiun - Warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, panik saat merasakan guncangan gempa pada Rabu petang, 11 November 2015. Mereka berlari ke luar rumah untuk menghindari robohnya bangunan yang berpotensi terjadi. "Getarannya sangat keras dan berlangsung sekitar sepuluh detik," kata Fajar Wiharjo, warga Kelurahan Keniten, Kabupaten Ponorogo.
Saat gempa mengguncang, Fajar tengah menemani anaknya yang masih balita bermain di kamar. Dengan gerak refleks, dia langsung menggendong anaknya dan berlari ke jalan di depan rumah. "Di luar sudah banyak tetangga yang sama-sama merasakan gempa," ucap Fajar.
Atin, warga Kelurahan Mangkujayan, mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, getaran gempa membuatnya kaget dan berlari ke luar rumah sembari berteriak. "Saya takut kalau rumah roboh, maka langsung menggendong anak yang waktu itu sedang belajar," katanya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang menyebar di sejumlah media sosial, gempa bumi yang ikut dirasakan warga Ponorogo itu terjadi di Bantul, Yogyakarta. Adapun pusat gempa berkekuatan 5,6 skala Richter itu berada di Samudra Hindia dengan kedalaman 93 kilometer dan berlokasi di barat daya Bantul dengan jarak 120 kilometer.
Gempa yang terjadi pada pukul 18.45 tersebut dinyatakan tidak berpotensi tsunami. Namun guncangannya terasa di sejumlah daerah di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
NOFIKA DIAN NUGROHO