TEMPO.CO, Mataram - Penutupan Bandara Internasional Lombok dan Selaparang diperpanjang hingga Senin, 9 November 2015, pukul 08.45 Wita. "Ini hasil rapat crisis center pagi ini," kata juru bicara PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Lombok, Gede Eka Sandi, pada Minggu pagi, 8 November 2015.
Penutupan bandara itu dilakukan sejak Rabu malam, 4 November 2015. Notice to airmen diperpanjang setiap hari akibat belum berhentinya paparan debu erupsi Gunung Barujari di kawasan Gunung Rinjani, Lombok.
Peserta rapat crisis center mempertimbangkan data satelit Himawari, Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC), dan Quadrature Amplitude Modulation (QAM). Juga berkoordinasi dengan Air Traffic Control Bali. Pada Minggu siang, 8 November 2015, akan dievaluasi kembali.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Rinjani di Dusun Lendang Luar, Desa Sembalum, Mutaharlin, mengatakan aktivitas vulkanis Gunung Barujari masih terus berlangsung.
“Tekanan letusannya dari skala sedang sampai kuat,” ucapnya. Kecepatan angin agak kecil. Jadi, meski arahnya ke timur, paparan debunya hanya sampai di padang sabana yang berjarak sekitar 6 kilometer.
Kawasan permukiman penduduk di Desa Sembalaun dan Desa Sembalun Lawang yang jaraknya 9 kilometer belum terkena hujan debu. Arah angin sejak Sabtu malam, 7 November 2015, mengarah ke timur. “Angin tidak terlalu kencang,” tuturnya.
SUPRIYANTHO KHAFID