TEMPO.CO, Batam - Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam Dwi Djoko Wiwoho tidak kembali bekerja setelah diizinkan cuti sejak September 2015. Ketidakhadiran Dwi Djoko sempat menghambat kelancaran urusan dokumen penanam modal asing di Batam.
"Saya sudah kirim surat berkali-kali agar segera kembali bekerja, tapi tidak ada jawaban," kata Kepala Badan Pengusahaan Batam, Mustofa Wijaya, Kamis, 5 November 2015.
Karenanya, Mustofa mengalihkan tugas Djoko untuk sementara kepada orang lain agar urusan investasi tidak terganggu.
Mustofa menjelaskan, sesuai dengan jadwal, Djoko masuk masa cuti, kemudian setelah masa cuti berakhir ia tidak muncul untuk bekerja. Kemudian dilayangkan surat panggilan agar segera bekerja seperti biasa, tapi tidak ada jawaban. Bahkan, menurut Mustofa, ada yang telah menemui keluarganya agar diingatkan untuk kembali bekerja. "Tapi tak ada jawaban," ujar Mustofa.
Dwi Djoko Wiwoho menjabat direktur yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola investasi. Apalagi, Batam merupakan kawasan bebas dan pelabuhan bebas yang secara intens dikunjungi pemodal asing. "Kami pun masih bertanya-tanya ke mana Djoko pergi," ucap Mustafa lagi.
BP-Batam telah melayangkan surat kedua agar Djoko kembali bekerja, tapi belum juga ada jawaban." Tunggu aja kabar apa sebenarnya terjadi," kata Mustofa.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memastikan Dwi Djoko Wiwoho terlibat gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Deputi Pencegahan BNPT Brigjen Polisi Hamidin mengatakan Dwi Djoko Wiwoho sudah teridentifikasi sejak beberapa bulan lalu oleh petugas BNPT. "Kami berkoordinasi dengan instansi terkait dalam menangani permasalahan itu," ujar Hamidin dalam dialog pencegahan terorisme yang digelar BNPT di Tanjungpinang, Jumat, 6 November 2015.
Hamidin menjelaskan, Dwi Djoko terlibat dalam gerakan ISIS setelah dilakukan pendalaman. Dwi bersama keluarganya sudah tidak berada di Indonesia. Dwi diduga sudah berada di Irak.
RUMBADI DALLE | ANTARA