TEMPO.CO, Bangkalan - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menilai minimnya investasi di daerahnya, Bangkalan, karena citra buruk pemerintah daerah setempat. Para investor tetap saja tak datang sekalipun sudah terbangun infrastruktur Jembatan Suramadu.
"Bangkalan masih menakutkan bagi investor," kata Sekretaris Komisi A DPRD Bangkalan Mahmudi, Kamis, 5 November 2015.
Mahmudi mengatakan ia pernah bertemu dengan sejumlah investor di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Semua investor tersebut mengaku takut untuk mencoba berinvestasi di Bangkalan.
Menurut Mahmudi, investor tersebut menyebutkan beberapa fakta yang membuat mereka trauma, tapi Mahmudi enggan merinci. "Saya tidak memiliki bukti yang menyebabkan investor takut ke Bangkalan. Nanti kalau saya sebutkan, bisa kena pasal pencemaran nama baik," ujarnya.
Yang terpenting, ujar politikus Hanura ini, Pemerintah Kabupaten Bangkalan harus berbenah diri untuk memperbaiki citra di mata investor. Tanpa pembenahan, kata dia, jangan berharap ada pengusaha menginvestasikan uangnya di Bangkalan. "Mengubah image itu tidak mudah," tuturnya.
Wakil Bupati Bangkalan Mondir Rofi'i mengakui Bangkalan memang harus berbenah di semua lini. Tidak hanya yang berkaitan dengan investor, tapi juga soal program internal.
"Bangkalan harus berbenah," kata putra mantan bupati dua periode sebelumnya dan juga Ketua DPRD nonaktif yang telah divonis bersalah di Pengadilan Tindak pidana Korupsi di Jakarta, Fuad Amin Imron, itu.
Sebelumnya, Mahmudi dan sejumlah kalangan lain juga menilai pembentukan Provinsi Madura masih jauh panggang dari api. Menurut dia, masih banyak yang perlu dikaji, terutama soal kesiapan infrastruktur untuk kantor gubernur, kemampuan PAD setiap daerah, hingga kemampuan sumber daya manusia untuk menempati posisi penting di pemerintah. "Wacana Madura jadi provinsi belum matanglah," katanya.
MUSTHOFA BISRI