TEMPO.CO, Jakarta - Tiga KRI yang sandar di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, belum ditarik walaupun kabut asap semakin menipis di sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan dan Tengah. Komandan Lanal Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto, mengatakan belum ada perintah dari Mabes TNI untuk menarik ketiga KRI itu.
Ia mengaku telah melaporkan segala kegiatan tiga KRI tersebut selama sandar di Banjarmasin. “Saat selesai kunjungan Presiden (Joko Widodo)ke Palangkaraya, sudah saya laporkan ke Komando Atas tentang situasi di Kalimantan Selatan dan Tengah,” ujar Kolonel Bima kepada Tempo, Minggu 1 Nopember 2015.
Melalui laporan ini, pihaknya dapat memberikan masukkan bagi Komando Atas untuk mengambil langkah berikutnya. “(Tentunya) terkait tugas KRI dalam rangka perbantuan bencana asap,” ia menambahkan.
Doter Spesialis Paru di KRI Dr. Soeharso, Letnan Kolonel Jan Arif Kadarman, mengatakan sudah 60-an pasien mendatangi rumah sakit apung itu sejak kapal sandar di Pelabuhan Trisakti pada 26 Oktober lalu. Dari jumlah itu, Jan memperkirakan, 50 persen pasien yang berobat sejatinya tidak terkait imbas kabut asap.
“Tapi mereka sudah datang, tidak mungkin kami tolak. Kami tetap periksa kesehatan mereka. Misalnya sakit karena asap kendaraan, kami tetap kasih obat,” ujar Letkol Jan Arif seraya terkekeh.
Menurut dia, pasien yang berobat tidak semua berasal dari Kalimantan Tengah. Sebagian ada pasien asli Kota Banjarmasin. Adapun khusus pasien asal Kalimantan Tengah yang mengungsi ke Banjarmasin, kata dia, memang memilih tinggal di rumah kerabatnya ketimbang di rumah singgah milik Dinas Sosial Kalimantan Selatan. Menurut dia, korban asap yang demikian biasanya datang ke Banjarmasin secara terpisah.
Sebelum memeriksakan diri di KRI Dr. Soeharso, Letkol Jan menambahkan, semestinya para pasien korban kabut asap harus mendaftarkan diri ke Dinas Sosial Kalimantan Selatan. Dari sini, Dinsos Kalsel akan memberikan surat rujukan pada pasien untuk berobat ke rumah sakit yang ditunjuk.
Pada prakteknya, pasien yang berobat ke KRI Dr. Soeharso tanpa melalui Dinas Sosial Kalimantan Selatan. Disinggung sampai kapan KRI Dr. Soeharso sandar di Banjarmasin, Letkol Jan menjawab, “Enggak tahu sampai kapan kami di sini. Kami menunggu perintah saja.”
Pemerintah mengirimkan tiga KRI ke Banjarmasin untuk membantu evakuasi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah dan Selatan. Ketiga KRI terdiri atas KRI Banda Aceh, KRI Teluk Jakarta, dan KRI Dr. Soeharso. Dua KRI pertama tiba di Banjarmasin pada Minggu malam, 25 Oktober. Kemudian KRI Dr. Soeharso sandar pada Senin pagi, 26 Oktober lalu.
DIANANTA P. SUMEDI