TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Garuda Indonesia merugi US$ 8 juta karena bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. "September-Oktober kami kehilangan US$ 8 juta," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo, Kamis, 29 Oktober 2015.
Arif mengatakan ada sekitar 120 ribu penumpang membatalkan penerbangan karena kabut asap. Arif menjelaskan kerugian itu hanya pada penerbangan di Sumatera dan Kalimantan. Timika belum masuk hitungan dalam kerugian yang diderita maskapai Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Maskapai Penerbangan Garuda sudah 2 kali membatalkan penerbanganya akibat kabut asap di Timika. "Sudah sejak hari Minggu kami 2 kali membatalkan penerbangan," ujar juru bicara Garuda Indonesia, Benny Butar Butar, saat dihubungi, Selasa, 20 Oktober 2015.
Benny mengatakan jika jarak pandang di Timika sudah 150-200 meter sehingga sulit untuk melakukan penerbangan. Jarak pandang untuk melakukan pendaratan adalah 1000 meter.
Sejak Kamis, 15 Oktober 2015 semua aktivitas penerbangan di Bandara Moses Kilangin Timika, terutama pesawat-pesawat berbadan lebar seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Airfast Indonesia terpaksa dibatalkan.
ARIEF HIDAYAT