TEMPO.CO, Banjarmasin - Satu lagi kapal bantuan TNI untuk korban asap, KRI Dr Soeharso, merapat di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, sekitar pukul 10.00 Wita, Senin, 26 Oktober 2015. Kapal ini menyusul dua KRI sebelumnya yang lebih dulu bersandar di dermaga Trisakti pada Minggu malam kemarin, yakni KRI Banda Aceh-593 dan KRI Teluk Jakarta-541.
“Kapal dilengkapi ruangan poli, UGD, rawat inap, dan ruang operasi bagi korban asap yang butuh penanganan medis di sini,” ujar dokter spesialis paru di KRI Dr Soeharso, Letnan Kolonel Jan Arif Kadarman.
Menurut Jan, kapal ini dilengkapi ruangan pelayanan medis di dek B dan C. Lima ruangan operasi, 1 ruang UGD, 12 ruang poli, 1 apotek, dan 1 laboratorium medis berada di dek C. Adapun kamar rawat inap berada di dek B. Ruangan rawat inap di KRI Dr Soeharso, kata Jan, terbagi menjadi dua berdasarkan jenis kelamin pasien dengan kapasitas 20 tempat tidur setiap ruang rawat inap. Artinya, kapal ini mempunyai standar untuk melayani pasien rawat inap sebanyak 40 orang.
Selain dokter spesialis paru, tenaga medis ditopang oleh dokter umum, ahli laboratorium, dan perawat. Para tenaga medis tetap bertahan di KRI Dr Soeharso seraya menunggu perkembangan penanganan korban asap di lapangan. Bila korban mesti dirujuk ke KRI Dr Soeharso, pihaknnya siap memberikan layanan kesehatan sesuai dengan standar terhadap para pasien. “Kami tinggal koordinasi dengan pemerintah daerah. Apakah korban perlu dirujuk ke sini atau tidak,” ujarnya.
Komandan KRI Dr Soeharso, Letnan Kolonel Laut (P) Ashari Alamsyah, mengatakan kapalnya mempunyai dua satuan tugas, yaitu layanan medis dan pasukan. Di luar layanan standar, ia mengklaim KRI Dr Soeharso sejatinya mampu menampung maksimal 200 pasien, asalkan ada kasur tambahan. “Kami bawa 28 tenaga medis. Kapal ini belum tahu sampai kapan berada di Banjarmasin, kami menunggu perintah saja,” katanya.
Sementara itu, Komandan Lanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Haris Bima Bayuseto mengatakan KRI Dr Soeharso sebatas membantu penanganan korban kabut asap dari sisi medis. Di luar medis, kata dia, KRI Teluk Jakarta dan KRI Banda Aceh sudah membawa 250-an anggota pasukan yang siap dibawa ke Kalimantan Tengah. Jika memang pola evakuasi mengharuskan kapal jemput bola mendekati korban asap, Kolonel Bima akan mengerahkan KRI Teluk Jakarta untuk bermanuver ke hulu. “KRI Teluk Jakarta lebih kecil, jadi bisa bermanuver,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo di Pelabuhan Trisakti, Senin siang ini, sebagian anggota pasukan TNI sudah dikerahkan ke Kalimantan Tengah. Mereka diangkut menggunakan empat unit truk dan satu mobil ambulans. Dari KRI Banda Aceh, kendaraan yang dibawa terdiri atas truk marinir 2 unit, mobil 1 unit, truk bekang 4 unit, dan ambulans 1 unit.
Selain itu, kapal membawa obat-obatan, masker 30 dus, ransum T2 sebanyak 1.000 unit (100 koli), serta ransum FD3 sebanyak 1.000 pack (42 koli). Kemudian selimut lapangan loreng 1.000 potong (40 koli) dan masker antidebu 1.000 buah (7 koli).
DIANANTA P. SUMEDI