TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, mengajak kubu Romahurmuzy islah. "Keputusan Mahkamah Agung sudah keluar, ayo kembali, coba berbuat sesuatu menjadi keluarga yang bahagia yang soleh dan sakinah," kata Djan Faridz usai membuka konsolidasi PPP, di Kantor DPP PPP Jakarta, Kamis 22 Oktober 2015.
Terkait ketidakhadiran kubu Romy dalam konsolidasi, Djan mengatakan bahwa pihaknya sudah mengundang. "Ini sudah diundang," katanya. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa DPP PPP siap menampung semua pengurus yang berbeda pendapat. "Yang penting mau majukan PPP dan umat islam, beda pendapat tidak berarti putus silaturahmi."
Selain itu, terkait kubu Romy yang melihat peluang diadakan peninjauan kembali, Wakil Ketua PPP kubu Djan, Epyardi Asdi mengatakan bahwa ia menghargai pihak yang berseberangan. Akan tetapi, ia mengimbau agar kubu lawan bisa menerima demi keutuhan partai. "Katanya partai persatuan pembangunan, malu dong dengan partai lain," kata dia.
Saat ini, kata dia, telah banyak meminta pihak untuk menjembatani islah. "Mereka jangankan untuk duduk, terima telpon saja tidak mau, dan hanya ngomong di media," ujar Epyardi,"Pintu ini terbuka untuk mereka, dan duduk bersamalah di sini, tetapi mereka mengakui duku bahwa SK mereka adalah SK abal-abal yang tidak sah menurut Mahkamah Agung."
Ia mengatakan bahwa tantangan PPP ke depan makin berat untuk menghadapi pemilu 2019. "Ketika bersatu saja suara PPP tidak naik, apalagi terpecah seperti ini," uajrnya.
ARKHELAUS WISNU