TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini barangkali menjadi masa kelabu bagi perjalanan politik Surya Paloh. Bagaimana tidak, kader Partai NasDem–partai yang dirintisnya sejak 2011–satu per satu menjadi pesakitan dalam perkara korupsi. Setelah Otto Cornelis Kaligis, Ketua Mahkamah Partai, giliran Patrice Rio Capella, Sekretaris Jenderal partai, yang ditetapkan sebagai tersangka kasus bantuan sosial Provinsi Sumatera Utara.
Dua bulan sebelum gonjang-ganjing Patrice dan Kaligis, Partai NasDem lebih dulu menelan pil pahit. Salah satu kader–Tedjo Edhy Purdijatno–kena kocok ulang kabinet. Ironisnya, kursi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan yang semula diduduki Tedjo tak lagi dikuasai partai yang mengusung jargon ‘Gerakan Perubahan’ itu. Walhasil, partai kini hanya diwakili tiga menteri di kabinet, Ferry Mursidan Baldan, Prasetyo, dan Siti Nurbaya.
Setahun menjabat, Surya menilai ketiga kadernya di kabinet belum menunjukkan performa luar biasa. “Nilai mereka average, tapi tak di bawah rata-rata,” kata dia kepada Tempo, Sabtu, 17 Oktober 2015.
Prestasi Ferry, Prasetyo, dan Siti yang datar-datar saja, Surya menjelaskan, terlihat jelas di semester pertama jalannya roda pemerintahan. Bos Media Group itu mafhum lantaran partainya merupakan pemain baru dalam kabinet. “Ada proses learning by doing, tapi semester kedua berjalan sudah ada perbaikan,” Surya berujar.
Untuk Menteri Siti, Surya punya sorotan khusus lantaran peristiwa kabut asap yang menyelimuti Sumatera dan Kalimantan. Menurut dia, sebagai Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti sudah bekerja maksimal. Dia meminta semua pihak membantu Siti mengurangi dampak lingkungan dari kebakaran hutan. “Ada sepuluh Menteri Siti pun tak akan mampu,” tuturnya.
RAYMUNDUS RIKANG | REZKI ALVIONITASARI | MAWARDAH NUR HANIFIYANI