TEMPO.CO, Magetan - Pemerintah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menanggung seluruh biaya perawatan dan pemulangan tujuh jenazah korban kebakaran hutan di Lereng Gunung Lawu wilayah Kecamatan Plaosan di Rumah Sakit Umum Daerah setempat, dr Sayidiman.
"Karena ini musibah besar," kata Bupati Magetan Sumantri, Senin, 18 Oktober 2015.
Lima dari tujuh korban tewas yang telah berhasil diidentifikasi adalah Rita Septi Hurika, 21 tahun, asal Ngawi; Joko Prayitno, 31 tahun, asal Kebon Jeruk, Jakarta Barat; Nanang Setia Utama, 16 tahun, warga Ngawi; Sumarwan, 48 tahun, warga Ngawi; dan Awang Feri Frandika, 25 tahun, warga Ngawi.
Sedangkan, dua lainnya belum dapat dipastikan identitasnya dan masih diindentifikasi oleh petugas kesehatan Kepolisian Resor Magetan di kamar jenazah RSUD setempat. Namun mereka diduga bernama Kartini dan Aris, warga Kebon Jeruk, Jakarta.
Ketujuh korban itu tewas akibat kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Lawu, tepatnya antara Pos III dan IV. Selain mereka, ada dua korban yang mengalami luka bakar lebih dari 50 persen, yaitu Eko Nurhadi, 35 tahun, asal Ngawi dan Novi Dwi Isti Wanti, 15 tahun, asal Ngawi.
Direktur RSUD dr Sayidiman Mahatma mengatakan korban Eko, yang sebelumnya dirujuk ke RSUD dr Soedono, Madiun telah dipindah ke RSUD dr Soetomo. Adapun Novi yang awalnya dirawat di RSUD dr Soedono telah dikirim ke RSUD dr Moewardi, Solo.
"Agar mendapatkan perawatan yang lebih intensif karena peralatannya lebih lengkap," ucap Mahatma.
Menurut Mahatma, luka bakar yang lebih dari 50 persen di tubuh kedua korban menyebabkan pihaknya kesulitan melakukan penanganan. "Kalau untuk korban yang meninggal, ditangani di sini," ujar dia.
NOFIKA DIAN NUGROHO